Minggu, 20 November 2016

Guru Era Baru

Guru Era Baru, Yess!!
Isu isu terbaru di dunia pendidikan memang luar biasa. Mengalir seperti air bah. Deras betul. Rasanya baru kemarin dihebohkan dengan UKA, UKG, kurikulum K13, Revisi Kurikulum, Guru Pembelajar dan sekarang yang gress adalah program alih fungsi. 

Guru Era baru itu harus selalu up date. Harus siap menghadapi perubahan. Harus siap menerima program baru. 

Jadi ingat percakapanku dengan seorang teman tujuh belas tahun yang lalu. Kata temanku itu, menjadi guru adalah karena jadi guru itu enak Jam kerjanya setengah hari. Kerjanya santai. Liburnya panjang. Entahlah, apakah ia masih akan berpendapat seperti itu, hari ini. 

Hari ini, adalah hari ketiga pembekalan program alih fungsi. Baru ngeh apa itu alih fungsi. Bagaimana programnya. Dimana nyambungnya dengan GP. Pendekatan apa yag digunakan dalam program ini. Bagaimana metodenya.

Kembali positif thinking. Kembali belajar menerima perubahan.

Sumangattt 

Senin, 07 November 2016

Curhat

Satu hal yang sulit kita hindarkan dalam hidup bermasyarakat adalah curhat atau menerima curhatan. Kenapa sih kita perlu curhat? Jawaban pertanyaan ini mungkin banyak versi. Tergantung orangnya seperti apa. Tapi salah satu diantaranya adalah untuk mengungkapkan perasaan yang mengganjal dalam hati kita. Karena setiap orang bisa terjebak pada masalah yang sama maka kita bisa saja berada pada kedua posisi itu, curhater atau jadi sasaran curhat.

Minggu, 30 Oktober 2016

Jadilah Virus Positif

Sepanjang pengalamanku selama kurang lebih duapuluh dua tahun menjalani profesi sebagai guru, energi itu bisa ditularkan. Kalau aku masuk kelas dengan full energi, murid muridku akan berenergi juga. Kalau aku masuk kelas dengan suara nyaring, berjalan dari satu bangku ke bangku yang lain, memberi pertanyaan dengan tempo yang cepat, nada bicara yang berirama, anak anak juga akan mengikutinya. Mereka juga aktif. Ada yang bertanya, ada yang berebut maju ke depan untuk mengerjakan soal dan lain sebagainya.

Jumat, 07 Oktober 2016

I Love You, My Dore

Aku ikut LKS. Pesan itu disampaikannya di grup wa keluarga. Senang? Jujur ya. Cemas? Iya juga. Senangnya karena aku merasa mimpiku saat aku masih remaja kulihat dalam wujud kesempatan ini. Dulu ketika aku masih sekolah, SMP, SMA aku ingin menjadi remaja berprestasi. Mendapat kesempatan mengikuti berbagai even, bertemu dengan remaja berprestasi dari daerah lain. 
Membayangkan itu rasanya senang sekali. Apalagi kalau sampai mendapat penghargaan karena prestasi itu. Tapi kala itu, mimpi itu tak pernah terwujud. Aku bingung bagaimana mewujudkannya. Aku bingung harus memulai dari mana. Diam-diam aku menyimpan pertanyaan besar, bagaimana sih mereka kok bisa seperti itu. 

Rabu, 05 Oktober 2016

Aku Bisa

Masih distasiun ini. Udara semakin panas. Enak kali ya minum yang dingin dingin. Celingak celinguk, ekor mata menangkap mesin penjual minuman. Ehmmm masalahnya, aku belum pernah beli minuman pada mesin penjual minuman. Coba ada Ami... Oh.

Kebayang kalau aku cerita ke Ami tentang emaknya yang gak berani menggunakan mesin penjual minuman, pasti dia akan meledekku begini; aduuh S1 ya. Dimana dulu kuliahnya? unesa? Masa gitu aja nggak bisa. dih...malu maluin almamater aja.

Nggak boleh. Nggak boleh. Harus berani, harus bisa. Bukankah di sana pasti ada petunjuknya. Bukankah aku tidak buta huruf. Bukankah aku... Ha....ha.... Seringaimu membuatku marah Amiiii.
Bismillah. Aku ambil uang 10000 an dan mendekati mesin itu. Perhatianku langsung tertuju pada lobang: masukkan uang disini. Kulipat uang biar bisa masuk lobang, eh menjulur lagi keluar. Kuulangi sampai tiga kali tapi responnya tetap sama. Rupanya mesin itu menolak uangku. Pasti ada sesuatu yang salah. Kutelusuri petunjuk disitu. Ups... Jangan masukkan uang dalam keadaan terlipat. Oalah. Kuulangi lagi dengan uang dalam keadaan terbentang dan lurus.

Sip. Uangku masuk. Lah terus gimana kalau uangnya diterima? Tekan tombol apa euy. Tiba tiba mataku menangkap tulisan panjang yang intinya kalau dlm waktu sekian menit tidak melakukan pembelian, uang hilang. Oh...

Feelingku mengatakan aku harus tekan tombol. Tombol yang mana ya? Oh mungkin tombol dibawah botol botol yang berdiri dibalik kaca. Nekad noh. Clek..glodak. Ada botol minuman jatuh ke bawah. Akupun berusaha mengambilnya.
Yesss berhasil

Sepertinya  banyak hal yang harus kupelajari biar gak banget banget kudet -pinjam istilah abang raditmu ya mii-. Lihatlah! di stasiun ini ada beberapa mesin yang tak kuketahui bagaimana mengoperasikannya. Kulihat beberapa orang menggesek gesek monitor, memasukkan semacam kartu ATM, menarik kertas kemudian berpindah ke mesin yang lain, gesek gesek lagi terus membentangkan kertasnya ke mesin kecil yang ada lampu merah kemudian bunyi tit..tit... terus pergi dengan puas. Alamak.... mesin apa itu namanya? Gimana cara memperlakukannya?

Mesin mesin itu kan dibuat untuk mudahkan urusan manusia. Mereka yang bisa mengoperasikannyalah yang akan menguasai dunia. Ha...ha... Dunia dalam tanda kutip lo yah. Kurangnya pengetahuan dan kemalasan untuk belajar  menyuburkan dunia percaloan. Ya toh? Orang yang nggak bisa pasti akan meminta orang lain untuk melakukannya, dengan sejumlah upah tentu saja. Itu kan artinya kalau kita tidak mau belajar memanfaatkan alat alat canggih itu padahal sistim mengharuskan kita menjadi usernya, maka kita akan menciptakan calo-calo untuk mengatasi kebodohan kita. Terus kalau banyak calo berkeliaran dimana-mana dan kita sadar bahwa mereka telah merampok uang kita, kita bengok-bengok.  Hayoo salah siapa?

Jadi ingat petuah nenekku dulu kalau memotivasi kami agar rajin belajar. Jadilah orang pinter nduk. Jangan mau jadi orang bodoh, karena orang bodoh itu makanan orang pinter. Tapi ingat, kalau sudah pinter, jangan minteri orang lain. Dosa itu!!   Petuah nenekku itu terbukti benar. Orang bodoh menggantungkan hidupnya pada orang pinter. Nah saat itu terjadi, maka orang pinter akan memegang kendali. Ia akan memeras orang bodoh dengan kepinterannya.

So...please don't keep your stupid. Hua...ha...ha...

Selasa, 04 Oktober 2016

Stop Mengeluh Dong Say

Hari ini ada aturan baru yang menghebohkan. Posisi kami saat upacara diubah. Selama upacara berlangsung kami harus berdiri di kanan tiang bendera menghadap ke siswa. Kenapa heboh? Karena dengan posisi ini kami harus menentang sinar matahari.


Hanya duapuluh menit memang. Tetapi panas yang kami rasakan pada wajah kami sungguh luar biasa. Maka sepanjang waktu itulah kami harus menahannya. Seperti meleleh rasanya tubuh kami. Dibalik baju seragam kami yang cukup tebal, keringat bercucuran. Tuhan, sungguh ini bukanlah hal yang menyenangkan.

Minggu, 02 Oktober 2016

Ingat Ingat


Sepanjang hari, sepanjang waktu kita bertemu dengan banyak orang. Keluarga, teman kerja, teman komunitas, tetangga atau  siapa saja yang kebetulan kita temui. Yah mungkin ketemu saat antri beli tiket atau nunggu antrian di bank. Itulah kita. Makanya kita dinamakan makhluk sosial karena kita adalah bagian dari masyarakat.

Dewasa ini kita memasuki kelompok sosial offline dan online. Hampir sama menurutku. Di sana, di dunia maya juga berkumpul simbol simbol masyarakat. Meski hanya foto yang terlihat tetapi dibalik itu, ada manusia yang mempunyai hati dan perasaan. Mereka bisa sakit hati juga.

Kadang kita terlibat atau hampir terlibat konflik. Bersitegang dengan orang lain karena berbeda pendapat atau tidak sepakat dengan mereka. Kita kecewa. Terus kita ungkapkan kekecewaan itu di mana-mana. Pada saat itulah kita terjerumus dalam ghibah atau bahkan fitnah. Kalau kita lakukan itu secara offline, mungkin yang mendengarkan dan ikut berkonspirasi satu, dua, tiga, empat atau lima orang. Tapi kalau kita status-in kekecewaan itu dimedia sosial, berapa puluh, berapa ratus bahkan berapa ribu yang akan membacanya, menyukainya dan mengomentarinya. Wah jadi semakin besar dong dosa kita.


Jumat, 16 September 2016

Perbaiki gizi anak Indonesia


Menyimak tayangan salah satu TV swasta nasional tentang perbaikan gizi anak Indonesia, bikin aku terkekeh kekeh Tampil dua orang dokter yang membahas tentang gizi buruk di Indonesia. Sangat disayangkan ya kalau anak-anak Indonesia kurang gizi, karena Indonesia itunegara yang kaya sumber gizi. Sumber daya alam di Indonesia dan  masakan khas Indonesia itu paduan yang klop banget untuk meningkatkan gizi bangsa Indonesia. Yang gak klop itu sumber daya manusianya. Ha...ha....ha...

Kamis, 15 September 2016

Serba Serbi Penilaian

Pagi-pagi disuguhi lelucon. Ceritanya aku memberi ujian praktek Simdig, untuk aplikasi pengolah kata. Mereka harus menerapkan beberapa pemformatan dokumen yang sudah dipelajari bersama. Hasil pekerjaan harus diemailkan dengan batasan waktu tidak lebih dari 1x24 jam.

Kamis, 01 September 2016

Bunda, Belajar Yuk




sumber gambar
Anda seorang ibu yang merasa dipusingkan oleh perilaku buruk anak anda? Anda tidak sendirian. Anda adalah salah satu dari sekian juta ibu yang merasakan hal yang sama. Mari kita ingat bagaimana kita merasa “tak punya muka” ketika anak kita dengan setengah berteriak mengatakan “Tidak!! Pada tante cantik yang memberinya donat yummy. Ada lagi. Yang ini lebih parah. Teman baik anda  menawarkan berbagi tempat duduk kepada anak anda yang rewel, tetapi mendapat umpatan kasar seperti: nggak mau! Kamu jelek!!  Pasti, saat itu juga, pilihan terbaik bagi anda adalah kabur dari tempat itu. Ya kan?

Kamis, 18 Agustus 2016

Wahai Anak Muda

Wahai anak muda, bersemangatlah. Kalian akan menghadapi dunia yang semakin sulit. Persaingan semakin ketat. Bila tak bisa memenangkan persaingan, kalian akan tergusur.

Selagi muda, bekerjalah lebih dan lebih keras lagi. Kalian masih mempunyai stok energi yang cukup banyak. Otak kalian masih fresh untuk berpikir. Tenaga kalian masih sangat kuat. Ibarat baterei masih full. 

Jadi, sayang kan kalau tidak dimanfaatkan. Ayolah. Selagi bisa. Selagi mampu. Energi yang demikian besar itu akan bertambah besar bila kalian manfaatkan, tetapi akan berkurang, semakin menyusut atau bahkan akan habis bila kalian abaikan. 

Minggu, 14 Agustus 2016

Semangat Ya Ami




sumber gambar
Ada sesuatu yang tiba tiba ingin aku muntahkan di sini. Eit jangan kabur dulu ya.  Muntahanku bukan apa yang ada diperutku kok,  tapi apa yang ada di hatiku.  Iyah.  Rasa yang ada di sana noh.


Begini, ada pertanyaan besar dibenakku. Ini bermula ketika Ami cerita bahwa ia mulai galau karena selalu mendapat pertanyaan yang bikin dia gerah.  Jadi gini, Ami itu kan anak SMK. Jurusan Multi media. Kelas XII. Artinya, setahun lagi ia sudah harus menentukan kemana ia harus melanjutkan pendidikannya. Meskipun lulus SMK tidak harus melanjutkan kuliah, tapi doi belum siap kalau harus kerja. Ia pengen kuliah dan minatnya adalah bahasa.

Minggu, 07 Agustus 2016

Tampilan Baru


Tampil baru euy. Bosan dengan template lama, coba coba deh ganti template. Masih template yang ada. Agak terganggu dengan ukuran font yang terlalu kecil.

Cari... cari.... dan cari. Semoga berhasil


Semoga berhasil 


 

Mengulik Esensi Jadulan



Alhamdulillah, berakhir juga pekan jadulnya. Mulai besok kembali pada pemberlakuan seragam sekolah seperti biasa. Ah selama seminggu menjalani instruksi memakai pakaian jadul dada ini terasa sesak. 
Bagaimana tidak, aku menyaksikan pakaian “pating cloneh” menghiasi sekolah. Bukan tidak suka dengan warna warni dan model jadulnya. Tapi entah kenapa risih saja melihat remaja remaja memakai pakaian yang (menurutku) tidak pada tempatnya. Sekali waktu aku mendapati seorang siswa memakai celana berbahan semi kaos yang ketat dipadu dengan hem batik. Kali lain mendapati siswi memakai pakaian ala simbok  yang seksi dengan terlihat belahan dadanya. Ada juga yang pakai kebaya dengan ujung ditali seperti yang sering kulihat dulu digunakan oleh perempuan perempuan tukang tandur. Ada lagi siswi yang mengenakan rok full klok yang super pendek, sepaha. Entahlah itu rok jadulnya dimana. 

Senin, 25 Juli 2016

Jangan Pernah Berharap Kepada Manusia

Pernah mendengar nasehat seperti itu dari orang yang alim. Awalnya nasehat itu seperti nasehat-nasehat lain. Sebagai kata bijak yang sangat menyejukkan. Diingat. Dihafal dan diulang ulang. Tapi sungguh, memaknainya membutuhkan proses dan kepahitan.

Dulu aku punya seorang sahabat yang sangat karib. Saking karibnya aku dan dia kemana-mana berdua. Aku suka-suka aja diajak kesana ke mari untuk menyelesaikan urusannya. Bahkan aku sering sekali menomorduakan urusanku sendiri kalau sahabatku ini memintaku melakukan sesuatu.
Nah suatu ketika, aku mendapat musibah kecil. Aku sangat membutuhkan bantuan. Kurasa, sahabatku punya kemampuan untuk menolongku. Tetapi faktanya, ia bilang tidak bisa. Huuuu,  serasa dapat zonk deh. Aku kecewa berat karena merasa ia tidak adil.

Ah tapi kejadian itu adalah kejadian duluuuuu sekali ketika aku masih SMA. Dan celakanya kejadian seperti itu berulang, berulang dan berulang sampai sekarang. Tapi setiap kali kejadian itu berulang, nasehat dari sang guru terngiang kembali. Jangan pernah berharap kepada manusia.  Yah, jangan pernah berharap kepada manusia kalau tidak ingin kecewa.

Pertolongan Allah itu bisa lewat tangan siapapun. Bisa jadi ia melalui tangan orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Bahkan bisa jadi ia melalui tangan orang yang tidak kita kehendaki. Masyaalllah, sungguh hanya Dia yang kuasa mengentaskan hambaNya dari kesulitan.

Itulah sebabnya, maka jangan pernah juga melakukan sesuatu karena manusia. Kalau ingin berbuat baik ya jangan karena manusia. Kalau ingin menolak melakukan sesuatu juga jangan karena manusia. Kalau bekerja juga jangan karena manusia. Singkat kata, apapun yang kita lakukan jangan karena manusia. Semua berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya.

Beberapa kali peristiwa serupa terjadi. Ujungnya, aku mentertawakan diriku sendiri.  Sudah dibilang Jangan! Eh ngotot. 

 

Selasa, 03 Mei 2016

Rejeki itu Memang Urusan-Nya


Aku mulai cemas. Diatas meja hanya teronggok tumpukan buku dan kertas tugas yang belum sempat kukoreksi. Tak kulihat benda berwarna toska yang kuharapkan ada disitu. Kulongokkan kepalaku ke laci meja yang gelap. Tak ada. Kurogoh ruang gelap itu dan aku berharap jemariku menyentuk benda itu. Tak ada.

"Ketemu bu?" tanya pak Nur yang tiba-tiba sudah nongol di belakangku.
Aku menggeleng. Kusenyumi dia meski hatiku teramat pedih. Sungkan juga menunjukkan rasa kecewa di depannya.

"Ya sudah pak, aku balik saja. Mudah mudahan ketemu di rumah" ucapku sambil tak lupa menyampaikan rasa terimakasih karena sudah merepotkannya.

Jumat, 29 April 2016

AKU MEMANG TIADA BERKAWAN





Aku memang tiada berkawan
Tak ada bahu untuk bersandar
Tak ada telinga untuk berbagi bisikan
Tak ada rengkuhan untuk sembunyi dari kegalauan

Aku memang tiada berkawan
Hanya batu yang teronggok diam
Hanya batang yang kaku menghunjam
Hanya dingin yang mencekam
Hanya sepi yang mematikan

Aku memang tiada berkawan

Jumat, 22 April 2016

Sesungguhnya ...

Pada dasarnya setiap manusia berada dibawah ancaman. Tidak ada manusia yang selalu aman. Mungkin saat ini anda merasaa baik-baik saja. Segala sesuatu berjalan normal. Usaha lancar. Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai denga target. Kesehatan baik. Kebahagiaan begitu sempurna. Benarkah demikian.
Bila anda berada pada keadaan seperti itu, yakinkah anda bahwa semua itu akan langgeng? Yakinkah anda bahwa usaha anda akan lancar selamanya? Yakinkah anda bahwa anda bisa menyelesaikan semua pekerjaan anda dengan baik tanpa gangguan? Yakinkah bahwa kesehatan anda tidak akan terganggu? Yakinkah anda bahwa keluarga anda akan terus baik-baik saja? Yakinkah? Pastikah? Beranikah anda menjaminnya?
Lihatlah keluar. Pergilah ke rumah sakit. Lihatlah para penderita penyakit yang lemah dan menjalani hari-hari sulit mereka? Buka mata dan telinga lebar-lebar. Saksikan betapa banyak orang orang di sekeliling anda yang menghadapi masalah sehingga mereka kehilangan rasa nyaman. Mereka terbangun tengah malam dan merasa ketakutan sepanjang waktu.
Kemudian bertanyalah pada diri sendiri, apakah tidak mungkin anda mengalami hal seperti yang mereka alami? Kalau hati anda menjawab tidak, bertanyalah kembali, dapatkah anda menolaknya bila Allah sudah berkehendak? Tidak!!
Tak ada sesuatu terjadi di muka bumi ini kecuali atas kehendakNya, zat Robbul Izzati. Dia memberi kepada siapapun yang Ia kehendaki, tak terkecuali anda. Jadi mengapa harus pongah dengan melewatkan "pinta"?

Senin, 18 April 2016

Puisi Hati


Dalam sunyi kudengar suara angin
nyaring
Dalam hening kudengar suara desah
hangat


kudengar semua,
bahkan yang tak bersuara




Minggu, 17 April 2016

puisi salah



Ketika kesalahan menghampiri, gelisah menderai
Menggurat, memerihkan, menghancurkan
Menyiksa sepanjang waktu
Tak ada pembenaran untuk sebuah kesalahan, tak ada
Tak ada pembelaan untuk sebuah kealpaan, tak ada

Kesalahan  terbesar adalah rasa tinggi
Rasa lebih, rasa benar, rasa paling, rasa besar
Kesalahan terbesar adalah lupa
Lupa hidup, lupa mati

Kesalahan tertinggi adalah menyerahkan kerendahan pada ketinggian

Ya Rabb, hari ini aku kelelahan mengejar ketinggian
Kakiku terserimpung oleh kegalauan yang memerikan
Jiwaku terkungkung dalam penyesalan
Aku jatuh pada jurang yang teramat dalam
Gelap
Sunyi

Ku berharap temui cahayaMu meski remang

Minggu, 20 Maret 2016

Tujuh Belas Tahun Euy

Tahun ini Ami tujuh belas Tahun. Wah selamat ya Miiii. Tujuh belas tahun artinya Ami sudah gede donk. Gak boleh alay deh pokoknya. Lah mesti kamu akan bilang aku alay kalau baca postingan ini.

Tujuh belas tahun artinya Ami sudah menjadi pribadi mandiri. Apaan tuh pribadi mandiri. Ah itu istilah yang aku buat sendiri. Gak bakalan ada di kamus kamus. Maksud ku pribadi mandiri itu adalah pribadi yang dianggap sudah dapat bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

Maka, usia tujuh belas harus punya kartu Identitas diri. Kartu identitas ini berupa KTP atau Kartu Tanda Penduduk. Dengan memiliki KTP, berarti kalian sudah dianggap sebagai penduduk. Pada kehidupan sosial kalian dipertimbangkan sebagi pribadi. Kalau melanggar atau melakukan tindak kejahatan berarti kalian akan dihukum sebagai pribadi bukan atas tanggungan orangtua.

Perjalananku, Belajarku

Akhirnya kuputuskan untuk pergi ke Malang naik sepeda motor. Awalnya terpikirkan naik travel yang berangkat jam 07.00. Sampai di lokasi pukul 09.00 sesuai dengan jam yang ditentukan di undangan. Yang jadi masalah pulangnya. Di undangan hanya disebutkan jam 09.00 - selesai. Tak bisa diprediksi jam berapa acara selesai sebelum menanyakannya pada panitia penyelenggara. Terpikir juga naik bus. Turun pemberhentian bus Kacuk kemudian naik angkot. Tapi angkotnya apa dan turun dimana juga tak tahu.

Sebelum memutuskan naik sepeda motor aku diskusi dulu dengan Ami. Sudah kuduga tak perlu membujuk Ami untuk ikut bersamaku. Nyantai saja dia terima tawaranku. Gampang! katanya ketika kusampaikan kekhawatiranku tentang lokasi yang belum kuketahui.

Pagi hari,jam 06.00 kami berangkat tanpa sarapan. Aku janji mengajaknya sarapan pagi di Nayamul, warung makan di jalan lintas Malang Blitar (Jalibar). Ami yang nyetir. Aku di boncengan belakang sambil hati kebat kebit karena Ami lumayan kencang nyetirnya.

Sepanjang perjalanan, aku duduk tenang di belakang, sambil mengulur kenangan. Naik sepeda motor berboncengan ini memang sudah menjadi kebiasaan kami. Dulu ketika anak-anak masih kecil, merekalah yang duduk di belakang boncengan dan aku yang nyetir. Bila perjalanan tak terlalu jauh mereka duduk didepanku. Aku menjalankan sepeda motor dengan kecepatan rendah. Sambil jalan aku mengajaknya berbicara agar tidak mengantuk. Bila perjalanan jauh, mereka duduk di belakang. Beberapa kali harus kutepuk kakinya untuk memastikan mereka tidak mengantuk.

Kali ini Ami kecil yang dulu duduk manis di boncengan sekarang mengambil alih peranku. Bangganya dibonceng anak gadis sendiri. Dadaku serasa meletup letup saking bangganya. Apalagi Ami nyetirnya jago. Meski kencang tapi tenang. Saat menyalip kendaraan di depannya, perhitungannya juga matang.

Menjelang sampai lokasi, Ami mengajariku bagaimana menggunakan GPS. Aku gaptek. Nggak nyadar kalau HPku bisa digunakan sebagai penunjuk jalan. Ami bilang aku harus mengikuti gambar segitiga biru yang akan menunjukkan kemana kami harus berjalan. Amazing. Rute perjalanan sudah ditunjukkan. Kita tinggal mengikuti rute itu. Aku mengarahkan Ami sambil berkali-kali mengungkapkan ketakjubanku. Maksih ya Amiiii yang sudah mengajariku menggunakan GPS.




Senin, 14 Maret 2016

Ranking itu Gak Penting

"Bu, saya ranking berapa?"
Pertanyaan itu selalu ditanyakannya setiap kali pembagian raport usai. Raport memang tidak mencantumkan ranking siswa. Hal ini sesuai Permendikbud no 66 Th 2013, dimana pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). Dalam pendekatan ini, keberhasilan siswa dibandingkan dengan capaian minimal atau biasa disebut KKM bukan dibandingkan dengan kemampuan sesama siswa. Singkat kata, siswa pinter itu bukan karena ranking satu tapi karena dapat melampaui KKM.

Meskipun begitu pemeringkatan tetap dilakukan.  Data pemeringkatan ini dibutuhkan oleh sistem PDSS untuk menentukan siswa yang berhak mengikuti SNMPTN. Wali kelas secara mandiri juga dapat melakukan pemeringkatan siswa di kelasnya. Sebagian besar wali kelas menyampaikan data pemeringkatan itu kepada wali murid saat pengambilan raport. Alhasil siswa akan mengetahui posisinya di dalam kelas melalui informasi data pemeringkatan.

Saya tidak menganggap penting data pemeringkatan ini dan tidak pernah menginformasikan kepada siswa maupun wali siswa siapa yang yang ranking satu, dua, tiga, sepuluh besar atau ranking terbawah. Makanya siswa yang ingin tahu posisinya datang menemui saya dan bertanya dia ranking berapa.

Minggu, 13 Maret 2016

Hidup, Sebuah Perjalanan



      Sore hari jam 15.00. Ami baru ingat kalo dia mendapat tugas membuat kliping Bahasa Jawa. Ia minta aku mengantarnya membeli Jaya Baya bekas. Dimana lagi membelinya kalau bukan di Blitar. Yah, yang paling gampang, memang langsung ke Blitar. Di Jalan Semeru, di depan toko buku Restu, pernah kulihat berjejer-jejer penjual majalah bekas.
      Jarak rumah kami ke Blitar kurang lebih 12 km. Karenanya gak mungkin menempuh jarak sejauh itu hanya untuk membeli majalah bekas seharga 2000. Agar tidak nanggung, aku mulai mendata beberapa keperluan. Diantaranya: aku harus menarik uang dari mesin atm, memperbaiki tas Ami yang resluitingnya rusak, pres mika ijazah Ami dan membeli majalah bekas.

Ketika Harga Cabe Melambung Tinggi

Hasil gambar untuk cabeWow harga cabe melangit. Hari ini tembus angka limapuluh ribu. Di pandeglang konon malah sampai delapanpuluh ribu. Selamat ya bagi para petani cabe. Selamat menikmati penghasilan yang lumayan baik. Selmat juga bagi olahan masakan dengan sensasi pedas. Selamat meringis maksudnya. Karena harus merogoh lebih dalam lagi demi mendapatkan sensasi pedas.

Bagi kami hidangan bercabe ini wajib hukumnya. Masakan yang tidak mengandung cabe itu kurang menggigit dan tidak menimbulkan selera makan. Hambar. Sama hambarnya dengan makanan yang tak berasa asin. Itu sebabnya perkembangan harga cabe menjadi hal yang layak di-kepoin

Jumat, 11 Maret 2016

Seandainya ...

Ingatanku melayang ke masa tiga tahun silam. Kala itu seorang siswa perempuan, sebut saja Alya, ,kelas X menangis di ruang BK. Ia menyatakan ingin keluar dari sekolah, padahal ia belum menyelesaikan satu semester. Tentu saja ini menjadi perhatian kami semua. Aneh saja. Baru beberapa bulan masuk sekolah sudah ingin keluar.  Kami desak ia untuk menyampaikan alasannya. Ketika ia membeberkan alasannya, kami sulit memahami alasan itu.

Katanya, ia harus pergi ke Lampung untuk menemui seseorang. Katanya pula, orang yang akan ditemui itu adalah calon suaminya. Mereka berkenalan melalui facebook. Ceritanya panjang lebar dan semakin panjang ia berusaha meyakinkan kami, semakin kami merasa aneh dengan cerita itu. Kami berkesimpulan bahwa ia sedang menghadapi masalah besar.

Perempuan Itu Perkasa Loh

Perempuan itu memang kuat. Boleh juga disebut perkasa. Pagi ini di sepanjang perjalanan kudapati perempuan perempuan perkasaitu. Hari sudah beranjak siang ketika sepeda motor yang kukendarai melintasi tikungan pleret. Kupacu sepeda motorku dengan kecepatan rendah. Sengaja! Aku tidak punya alasan untuk terburu-buru pagi ini.

Rabu, 09 Maret 2016

Hoax!!

Speechless. Benar benar kehilangan kata-kata ketika membaca pesan di grup WA tadi pagi. Salah seorang teman kuliah nge-share informasi tentang ditemukannya sertifikat pendidik atas nama seseorang yang ditemukan di jok bus jurusan Malang-Probolinggo.Pesan itu juga dilengkapi foto sertifikat si empunya. Ada himbauan untuk meneruskan pesan itu  ke grup lain.

Sebetulnya  pesan ini beberapa waktu yang lalu sudah pernah dikirimkan oleh seseorang di grup yang berbeda. Pesannya sama persis. Kelihatannya orang yang nge-share pesan memang hanya meneruskan dan melakukan pengeditan sama sekali. Aku tahu betapa besar perjuangan yang dilakukan seorang guru untuk mendapatkan sertifikat seperti itu. Aku tak bisa membayangkan betapa sedihnya orang yang kehilangan sertifikat ini. Dalam hati aku berdoa semoga sertifikat tersebut segera bertemu dengan pemiliknya.


Yes!!

Kelas adalah kumpulan dari pribadi pribadi unik.  Setidaknya ada tigapuluh lima siswa dalam satu kelas. Setiap siswa dalam kelas itu adalah pribadi yang unik. Lingkunganlah yang menyumbangkan andil besar membentuk keunikan itu. Dalam kelas yang merupakan sebuah kelompok,  pribadi pribadi unik ini saling berinteraksi membentuk karakteristik kelompok.

Karakteristik kelas jurusan teknik secara umum memang unik. Sembilanpuluh sembilan koma sembilan puluh sembilan persen siswanya berjenis kelamin cowok. Bahasa komunikasi mereka cenderung kasar, mengabaikan perasaan. Suka menantang dan suka ditantang. Tidak suka diremehkan tetapi selalu hobi meremehkan orang lain. Tidak bertanggungjawab, tidak disiplin dan cenderung tidak mau mengikuti aturan.

Selasa, 08 Maret 2016

Serunya Jadi Siswa SMK (1)

Hari ni aku disamperin beberapa siswa untuk ngobrol ringan. Saat ini mereka sedang menjalani masa-masa penting, tahun terakhir SMK. Aku jadi ingat obrolan dengan salah seorang teman yang juga guru SMK. Si teman saya ini dalah guru mata diklat produktif, yaitu mata diklat utama bagi siswa SMK. Bisa dibilang, dialah guru SMK yang sesungguhnya.

Waktu itu dia bertanya, "Sejak kapan ngajar di SMK?". Kubilang, "Tahun 2009". "Sebelumnya?". Wah dia kepo juga nih. Tapi aku jawab juga pertanyaannya, "Mengajar di MA". Maka dengan muka ceria penuh kebanggaan si teman saya itu berkata, "Seru kan ngajar di SMK"

Senin, 07 Maret 2016

The Radio





Aku punya kebiasaan mendengarkan radio sambil menjalani aktifitas  pagi. Stasiun radio favoritku ini  selalu mengawali siarannya dengan acara pengajian, jam lima pagi sampai jam enam. Pas banget kan. Saat itu aku sudah sholat subuh dan mulai menjerang air,  cooking rice dan cuci piring.

Jam enam acara pengajian selesai dilanjutkan dengan beberapa acara informative seperti Kabar pasar. Acara ini memantau harga sembako di wilayah kami. Reporternya mengunjungi pasar tradisional secara bergantian. Banyak sih acara acara yang menarik, tetapi karena harus berangkat kerja, biasanya aku hanya kebagian sepotong sepotong saja.