Jumat, 26 Juli 2013

Saat Galau Menyerang, Apa yang Harus Kita lakukan?

Bisa dipastikan semua orang pernah merasa kecewa, sakit hati, marah atau sejenisnya. Perasaan itu muncul dengan atau tanpa sebab. Kadang-kadang perasaan itu muncul karena kita mengalami sesuatu, mendapat perlakuan yang tidak baik, menerima cercaan dan lain sebagainya. Tapi kadang-kadang tanpa tahu kenapa, perasaan itu muncul begitu saja. Saat perasaan itu muncul, kita sungguh sangat tersiksa. Ada desakan dari dalam diri kita untuk melakukan hal-hal irrasional untuk melampiaskannya. Lihat saja bagaimana cara orang mengungkapkan rasa marahnya. Mulai dari menekuk wajah sampai bunuh orang. Ih ngeri kan?

Kalau direnung-renungkan, sering kali perasaan itu muncul karena kita merasa direndahkan. Dikata-katain jeleklah, dihina lah dicuek in atau sejenisnya. Dan kalau digali lebih jauuuuuuh lagi perasaan itu muncul ketika kita merasa lebih dari orang lain. Lebih cakep lah, lebih kaya lah, lebih pinterlah, lebih berkuasa dan lebih lebih lainnya.

Setiap orang bebas sih ya menilai orang lain. Kalau mereka suka ya mereka akan katakan baik. Kalau gak suka ya mereka katain jelek. Jadi sebetulnya penilaian itu subyektif banget kan. Seseorang memberi penilaian jelek belum tentu orang lain akan memberikan penilaian yang sama seperti itu kan? Dan jga sebaliknya. Jadi kurasa kalau kita menggunakan penilaian orang untuk pijakan bagaimana kita harus berperilaku yah kita seperti masuk hutan belantara dengan hanya ngandelin suara binatang aja. Gak ada petunjuk yang jelas.

Maka nih, kita perlu pedoman yang super obyektif. Yang gak tergantung dari batasan like or dislike. Yang bener-bener "BENER". Dia yang akan memberi petunjuk kepada kita tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang gak boleh kita lakukan.

Satu lagi, obat sakit hati yang super mujarab adalah : tidak merasa lebih dari yang lain. Ketika kita tidak merasa lebih baik dari yang lain, kita enjoy aja dibilang jelek. Gak masalah.Bukankah setiap orang punya sisi buruk? Bukankah setiap orang tidak sempurna? Kalau orang lain hanya bisa melihat sisi buruk kita, bukan berarti sisi baik kita raib kan? Kalau orang tahunya bagian yang jelek dari kita, bukan berarti sisi baik kita akan terhapus kan? Jadi ngapain kita ngotot agar semua orang melihat sisi baik kita. Ah buang-buang energi saja.

Jadi biarlah orang melihat kita sebagaimana adanya, semampu mereka. Kalau pas mereka berada di depan kita ya yang tampak oleh mereka tentu dada kita.  Kalau posisi mereka di belakang kita ya tentu yang akan tampak oleh mata mereka tentu bokong kita.  Mereka yang di depan kita dan melihat dada kita bukan berarti kita gak punya bokong. Sebaliknya kalau yang terlihat oleh mereka bokong kita bukan berarti kita gak punya dada. Bokong dan dada, kedua-duanya kita miliki. Keduanya membentuk kesatuan dan membuat tubuh kita menjadi serasi. (bayangin aja kita punya dada gak punya bokong atau sebaliknya, hiiiiii)

So, enyahlah galau. Enyahlah sakit hati. Enyahlah kecewa. Semua akan baik-baik saja. Ada saatnya gundah ada saatnya bahagia. Pergantian keduanya seperti pergantian siang dan malam. Saat berada di malam yang gelap gulita, kita hanya perlu bersabar, karena sebentar lagi akan ada cahaya matahari yang akan membuat semuanya terang benderang.

Hghhhh

Kamis, 11 Juli 2013

Naik Kereta Api dengan Cara Baru



Kembali naik kereta api. Kali ini perjalanan ke Malang, untuk jemput Ami. Hari ini adalah hari pertama puasa. Puasa hari pertama melakukan perjalanan dengan kereta api?. Siapa takut?  Menikmati layanan kereta api dan sekalian menyaksikan wajah perkereraapian Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin cling. Ramadan tahun ini bersamaan dengan musim liburan sekolah. Pada jaman dahulu kala (ceile...)   saat saat seperti ini, suasana  stasiun dan di dalam kereta apinya sendiri, wuih.... ampun deh, jejel riyel berdesak desak an. nih kalau tidak percaya aku tunjuki foto-fotonya,



Foto-foto ini aku ambil kurang lebih dua tahun yang lalu, tepatnya bulan september tahun 2011. Kalau tidak salah juga saat bulan puasa. Foto paling bawah kuambil dengan kamera HP ku dari atas kereta api. Foto itu kuambil ketika aku terjepit penumpang tapi masih sempat mendengar suara ribut dibawah. Kebetulan aku terjebak dipintu masuk.  Yang aku foto itu adalah beberapa penumpang yang yang sudah beli karcis tetapi tidak bisa masuk ke dalam kereta saking penuhnya dan harus ditertibkan oleh polisi. Suasana itu mah belum seberapa. Mungkin ada diantara pembaca yang mengabadikan suasana lebih heboh lagi.