Bisa dipastikan semua orang pernah merasa kecewa, sakit hati, marah
atau sejenisnya. Perasaan itu muncul dengan atau tanpa sebab.
Kadang-kadang perasaan itu muncul karena kita mengalami sesuatu,
mendapat perlakuan yang tidak baik, menerima cercaan dan lain
sebagainya. Tapi kadang-kadang tanpa tahu kenapa, perasaan itu muncul
begitu saja. Saat perasaan itu muncul, kita sungguh sangat tersiksa. Ada
desakan dari dalam diri kita untuk melakukan hal-hal irrasional untuk
melampiaskannya. Lihat saja bagaimana cara orang mengungkapkan rasa
marahnya. Mulai dari menekuk wajah sampai bunuh orang. Ih ngeri kan?
Kalau
direnung-renungkan, sering kali perasaan itu muncul karena kita merasa
direndahkan. Dikata-katain jeleklah, dihina lah dicuek in atau
sejenisnya. Dan kalau digali lebih jauuuuuuh lagi perasaan itu muncul
ketika kita merasa lebih dari orang lain. Lebih cakep lah, lebih kaya
lah, lebih pinterlah, lebih berkuasa dan lebih lebih lainnya.
Setiap
orang bebas sih ya menilai orang lain. Kalau mereka suka ya mereka akan
katakan baik. Kalau gak suka ya mereka katain jelek. Jadi sebetulnya
penilaian itu subyektif banget kan. Seseorang memberi penilaian jelek
belum tentu orang lain akan memberikan penilaian yang sama seperti itu
kan? Dan jga sebaliknya. Jadi kurasa kalau kita menggunakan penilaian
orang untuk pijakan bagaimana kita harus berperilaku yah kita seperti
masuk hutan belantara dengan hanya ngandelin suara binatang aja. Gak ada
petunjuk yang jelas.
Maka nih, kita perlu pedoman yang
super obyektif. Yang gak tergantung dari batasan like or dislike. Yang
bener-bener "BENER". Dia yang akan memberi petunjuk kepada kita tentang
apa yang harus kita lakukan dan apa yang gak boleh kita lakukan.
Satu
lagi, obat sakit hati yang super mujarab adalah : tidak merasa lebih
dari yang lain. Ketika kita tidak merasa lebih baik dari yang lain, kita
enjoy aja dibilang jelek. Gak masalah.Bukankah setiap orang punya sisi
buruk? Bukankah setiap orang tidak sempurna? Kalau orang lain hanya bisa
melihat sisi buruk kita, bukan berarti sisi baik kita raib kan? Kalau
orang tahunya bagian yang jelek dari kita, bukan berarti sisi baik kita
akan terhapus kan? Jadi ngapain kita ngotot agar semua orang melihat
sisi baik kita. Ah buang-buang energi saja.
Jadi
biarlah orang melihat kita sebagaimana adanya, semampu mereka. Kalau pas
mereka berada di depan kita ya yang tampak oleh mereka tentu dada
kita. Kalau posisi mereka di belakang kita ya tentu yang akan tampak
oleh mata mereka tentu bokong kita. Mereka yang di depan kita dan
melihat dada kita bukan berarti kita gak punya bokong. Sebaliknya kalau
yang terlihat oleh mereka bokong kita bukan berarti kita gak punya dada.
Bokong dan dada, kedua-duanya kita miliki. Keduanya membentuk kesatuan
dan membuat tubuh kita menjadi serasi. (bayangin aja kita punya dada gak
punya bokong atau sebaliknya, hiiiiii)
So, enyahlah
galau. Enyahlah sakit hati. Enyahlah kecewa. Semua akan baik-baik saja.
Ada saatnya gundah ada saatnya bahagia. Pergantian keduanya seperti
pergantian siang dan malam. Saat berada di malam yang gelap gulita, kita
hanya perlu bersabar, karena sebentar lagi akan ada cahaya matahari
yang akan membuat semuanya terang benderang.
Hghhhh
Sekolah tidak hanya pada lembaga formal. Setiap apa yang terjadi dalam hidup ini adalah pelajaran
Jumat, 26 Juli 2013
Kamis, 11 Juli 2013
Naik Kereta Api dengan Cara Baru
Kembali naik kereta
api. Kali ini perjalanan ke Malang, untuk jemput Ami. Hari ini adalah hari pertama puasa. Puasa hari
pertama melakukan perjalanan dengan kereta api?. Siapa takut? Menikmati layanan kereta api
dan sekalian menyaksikan wajah perkereraapian Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin
cling. Ramadan tahun ini bersamaan dengan musim liburan sekolah. Pada jaman dahulu kala (ceile...) saat saat
seperti ini, suasana stasiun dan di dalam kereta apinya sendiri, wuih.... ampun deh, jejel riyel
berdesak desak an. nih kalau tidak percaya aku tunjuki foto-fotonya,
Foto-foto ini aku
ambil kurang lebih dua tahun yang lalu, tepatnya bulan september tahun 2011. Kalau tidak salah juga saat bulan
puasa. Foto paling bawah kuambil dengan kamera HP ku dari atas kereta api. Foto itu kuambil ketika aku terjepit penumpang tapi masih sempat mendengar suara ribut dibawah. Kebetulan aku terjebak dipintu masuk. Yang aku foto itu adalah beberapa penumpang yang yang sudah beli karcis tetapi tidak bisa masuk ke dalam kereta saking penuhnya dan harus ditertibkan oleh polisi. Suasana itu mah belum seberapa. Mungkin ada diantara pembaca yang mengabadikan suasana lebih heboh lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)