Rabu, 05 Oktober 2016

Aku Bisa

Masih distasiun ini. Udara semakin panas. Enak kali ya minum yang dingin dingin. Celingak celinguk, ekor mata menangkap mesin penjual minuman. Ehmmm masalahnya, aku belum pernah beli minuman pada mesin penjual minuman. Coba ada Ami... Oh.

Kebayang kalau aku cerita ke Ami tentang emaknya yang gak berani menggunakan mesin penjual minuman, pasti dia akan meledekku begini; aduuh S1 ya. Dimana dulu kuliahnya? unesa? Masa gitu aja nggak bisa. dih...malu maluin almamater aja.

Nggak boleh. Nggak boleh. Harus berani, harus bisa. Bukankah di sana pasti ada petunjuknya. Bukankah aku tidak buta huruf. Bukankah aku... Ha....ha.... Seringaimu membuatku marah Amiiii.
Bismillah. Aku ambil uang 10000 an dan mendekati mesin itu. Perhatianku langsung tertuju pada lobang: masukkan uang disini. Kulipat uang biar bisa masuk lobang, eh menjulur lagi keluar. Kuulangi sampai tiga kali tapi responnya tetap sama. Rupanya mesin itu menolak uangku. Pasti ada sesuatu yang salah. Kutelusuri petunjuk disitu. Ups... Jangan masukkan uang dalam keadaan terlipat. Oalah. Kuulangi lagi dengan uang dalam keadaan terbentang dan lurus.

Sip. Uangku masuk. Lah terus gimana kalau uangnya diterima? Tekan tombol apa euy. Tiba tiba mataku menangkap tulisan panjang yang intinya kalau dlm waktu sekian menit tidak melakukan pembelian, uang hilang. Oh...

Feelingku mengatakan aku harus tekan tombol. Tombol yang mana ya? Oh mungkin tombol dibawah botol botol yang berdiri dibalik kaca. Nekad noh. Clek..glodak. Ada botol minuman jatuh ke bawah. Akupun berusaha mengambilnya.
Yesss berhasil

Sepertinya  banyak hal yang harus kupelajari biar gak banget banget kudet -pinjam istilah abang raditmu ya mii-. Lihatlah! di stasiun ini ada beberapa mesin yang tak kuketahui bagaimana mengoperasikannya. Kulihat beberapa orang menggesek gesek monitor, memasukkan semacam kartu ATM, menarik kertas kemudian berpindah ke mesin yang lain, gesek gesek lagi terus membentangkan kertasnya ke mesin kecil yang ada lampu merah kemudian bunyi tit..tit... terus pergi dengan puas. Alamak.... mesin apa itu namanya? Gimana cara memperlakukannya?

Mesin mesin itu kan dibuat untuk mudahkan urusan manusia. Mereka yang bisa mengoperasikannyalah yang akan menguasai dunia. Ha...ha... Dunia dalam tanda kutip lo yah. Kurangnya pengetahuan dan kemalasan untuk belajar  menyuburkan dunia percaloan. Ya toh? Orang yang nggak bisa pasti akan meminta orang lain untuk melakukannya, dengan sejumlah upah tentu saja. Itu kan artinya kalau kita tidak mau belajar memanfaatkan alat alat canggih itu padahal sistim mengharuskan kita menjadi usernya, maka kita akan menciptakan calo-calo untuk mengatasi kebodohan kita. Terus kalau banyak calo berkeliaran dimana-mana dan kita sadar bahwa mereka telah merampok uang kita, kita bengok-bengok.  Hayoo salah siapa?

Jadi ingat petuah nenekku dulu kalau memotivasi kami agar rajin belajar. Jadilah orang pinter nduk. Jangan mau jadi orang bodoh, karena orang bodoh itu makanan orang pinter. Tapi ingat, kalau sudah pinter, jangan minteri orang lain. Dosa itu!!   Petuah nenekku itu terbukti benar. Orang bodoh menggantungkan hidupnya pada orang pinter. Nah saat itu terjadi, maka orang pinter akan memegang kendali. Ia akan memeras orang bodoh dengan kepinterannya.

So...please don't keep your stupid. Hua...ha...ha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar