Kamis, 15 September 2016

Serba Serbi Penilaian

Pagi-pagi disuguhi lelucon. Ceritanya aku memberi ujian praktek Simdig, untuk aplikasi pengolah kata. Mereka harus menerapkan beberapa pemformatan dokumen yang sudah dipelajari bersama. Hasil pekerjaan harus diemailkan dengan batasan waktu tidak lebih dari 1x24 jam.

Meskipun mereka berlabel "generasi daring" faktanya  sebagian besar tidak bisa mengirim email. Kalau ditanya, punya facebook nggak? 
Jawabnya: punya! Yah masa anak sekarang nggak facebook-an. Waktu mendaftar facebook pakai email kan? 
Iya. 
Lah gampang to. Tinggal buka email, tulis, lampirkan file, kirim, selesai. 
Yah... emailnya cuma buat daftar facebook, setelah itu nggak pernah dibuka lagi. Passwordnya aja lupa. 

#Olala... ini namanya generasi apa coba?

Balik ke tugas mengirim email. Dari 36 siswa yang mengirimkan email baru belasan saja. Pagi ini, ada notif email masuk. Satu email masuk. Beberapa menit kemudian ada lagi email masuk, tetapi pengirimnya sama. Beberapa menit muncul pengirim email yang sama lagi. Email-email itu melampirkan file yang berbeda. Tapi mak.... isinya sama. Yang diedit cuma gambar dan footer yang memang aku minta ditulis nomer absen dan nama siswa. Yang lain sama persis. Alhasil aku terkekeh kekeh dbuatnya. Mungkin mereka berpikir gurunya nggak tau kalau file itu hasil editan. 

Jadi sebetulnya, apa targetnya? Terbayang dibenakku salah satu diantara sibuk ngedit, yang lain tinggal nunggu disampingnya sambil senyam senyum. Apa pembelajarannya? Kurasa tak ada sama sekali. Kalaupun ada, muncullah pembelajaran yang tidak diinginkan : kecurangan. 

Disinilah sulitnya menjadi guru sodarah! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar