Senin, 25 Juli 2016

Jangan Pernah Berharap Kepada Manusia

Pernah mendengar nasehat seperti itu dari orang yang alim. Awalnya nasehat itu seperti nasehat-nasehat lain. Sebagai kata bijak yang sangat menyejukkan. Diingat. Dihafal dan diulang ulang. Tapi sungguh, memaknainya membutuhkan proses dan kepahitan.

Dulu aku punya seorang sahabat yang sangat karib. Saking karibnya aku dan dia kemana-mana berdua. Aku suka-suka aja diajak kesana ke mari untuk menyelesaikan urusannya. Bahkan aku sering sekali menomorduakan urusanku sendiri kalau sahabatku ini memintaku melakukan sesuatu.
Nah suatu ketika, aku mendapat musibah kecil. Aku sangat membutuhkan bantuan. Kurasa, sahabatku punya kemampuan untuk menolongku. Tetapi faktanya, ia bilang tidak bisa. Huuuu,  serasa dapat zonk deh. Aku kecewa berat karena merasa ia tidak adil.

Ah tapi kejadian itu adalah kejadian duluuuuu sekali ketika aku masih SMA. Dan celakanya kejadian seperti itu berulang, berulang dan berulang sampai sekarang. Tapi setiap kali kejadian itu berulang, nasehat dari sang guru terngiang kembali. Jangan pernah berharap kepada manusia.  Yah, jangan pernah berharap kepada manusia kalau tidak ingin kecewa.

Pertolongan Allah itu bisa lewat tangan siapapun. Bisa jadi ia melalui tangan orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya. Bahkan bisa jadi ia melalui tangan orang yang tidak kita kehendaki. Masyaalllah, sungguh hanya Dia yang kuasa mengentaskan hambaNya dari kesulitan.

Itulah sebabnya, maka jangan pernah juga melakukan sesuatu karena manusia. Kalau ingin berbuat baik ya jangan karena manusia. Kalau ingin menolak melakukan sesuatu juga jangan karena manusia. Kalau bekerja juga jangan karena manusia. Singkat kata, apapun yang kita lakukan jangan karena manusia. Semua berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya.

Beberapa kali peristiwa serupa terjadi. Ujungnya, aku mentertawakan diriku sendiri.  Sudah dibilang Jangan! Eh ngotot.