Kalau perjalanan hidup seseorang itu diibaratkan sebagai tasbih, maka setiap anak tasbih adalah keputusan. Tasbih
itu terbentuk dari rangkaian anak-anak tasbih. Perjalanan hidup ini juga
terbentuk dari keputusan-keputusan yang
kita ambil. Setiap keputusan itu akan menjadi penentu apakah perjalanan kita
akan sampai pada tujuan yang kita harapkan atau melenceng ke arah yang
lain. Celakanya, dampak dari keputusan
yang kita ambil di suatu saat suatu ketika baru
bisa kita rasakan setelah puluhan
tahun yang akan datang. Celakanya lagi bila dampak dari keputusan yang kita
ambil itu salah, kita tak bisa mengulanginya lagi. Kita hanya akan menyesalinya
di kemudian hari tanpa bisa berbuat apa-apa.
Sekolah tidak hanya pada lembaga formal. Setiap apa yang terjadi dalam hidup ini adalah pelajaran
Kamis, 28 Juni 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
PD aja
Bila
seseorang tidak mau belajar dari pengalaman orang lain, maka hidup akan
memaksanya untuk belajar melalui pengalamannya sendiri (anonym)
Belajar yang paling mudah dan murah
adalah dengan melihat apa yang ada di sekitar kita. Mengamati, memperhatikan, membandingkan,
mencari persamaan dan perbedaannya, mengelompokkan, meramalkan apa yang akan
terjadi, menyimpulkan dan kemudian mengambil yang terbaik.
Kali ini kita akan melihat
orang-orang yang ada di sekeliling kita. Teman, karib, kerabat, saudara, pimpinan
atau teman sejawat. Beberapa di antara
mereka tampil sangat mempesona dengan rasa percaya diri mereka. Orang-orang
seperti ini penampilannya sangat tenang. Tidak mudah panik. Tidak mudah
terpengaruh dengan keadaan dan selalu bisa berpikir jernih di berbagai situasi.
Optimis bisa menghadapi masalah. Tidak gentar menghadapi serangan. Berbicara
dengan nada rendah tetapi mantap. Argumentasinya akurat. Sikap dan kata-katanya
memiliki pijakan yang kuat. Bersama dengan orang seperti ini kita merasa aman dan
terlindungi.
Rabu, 06 Juni 2012
Uh Sombongnya
Terdapat satu hukum Tuhan di dunia ini, Yakni barangsiapa
yang takabur dan menyombongkan dirinya, maka niscaya ia akan menjadi makhluk
yang terhina dan dihinakan. Dan barang siapa yang tawadhu dan merendahkan
dirinya, maka niscaya ia akan menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan (Laa
Tahinuu walaa tahzanu: 17)
Langganan:
Postingan (Atom)