Kamis, 28 Juni 2012

Keputusan ada di tangan Anda



Kalau perjalanan hidup seseorang  itu diibaratkan sebagai tasbih, maka  setiap anak tasbih adalah keputusan. Tasbih itu terbentuk dari rangkaian anak-anak tasbih. Perjalanan hidup ini juga terbentuk dari  keputusan-keputusan yang kita ambil. Setiap keputusan itu akan menjadi penentu apakah perjalanan kita akan sampai pada tujuan yang kita harapkan atau melenceng ke arah yang lain.  Celakanya, dampak dari keputusan yang kita ambil di suatu saat suatu ketika baru  bisa kita rasakan  setelah puluhan tahun yang akan datang. Celakanya lagi bila dampak dari keputusan yang kita ambil itu salah, kita tak bisa mengulanginya lagi. Kita hanya akan menyesalinya di kemudian hari tanpa bisa berbuat apa-apa.

Sabtu, 09 Juni 2012

PD aja


Bila seseorang tidak mau belajar dari pengalaman orang lain, maka hidup akan memaksanya untuk belajar melalui pengalamannya sendiri (anonym)

Belajar yang paling mudah dan murah adalah dengan melihat apa yang ada di sekitar kita. Mengamati, memperhatikan, membandingkan, mencari persamaan dan perbedaannya, mengelompokkan, meramalkan apa yang akan terjadi, menyimpulkan dan kemudian mengambil yang terbaik.

Kali ini kita akan melihat orang-orang yang ada di sekeliling kita. Teman, karib, kerabat, saudara, pimpinan atau  teman sejawat. Beberapa di antara mereka tampil sangat mempesona dengan rasa percaya diri mereka. Orang-orang seperti ini penampilannya sangat tenang. Tidak mudah panik. Tidak mudah terpengaruh dengan keadaan dan selalu bisa berpikir jernih di berbagai situasi. Optimis bisa menghadapi masalah. Tidak gentar menghadapi serangan. Berbicara dengan nada rendah tetapi mantap. Argumentasinya akurat. Sikap dan kata-katanya memiliki pijakan yang kuat. Bersama dengan orang seperti ini kita merasa aman dan terlindungi.

Rabu, 06 Juni 2012

Uh Sombongnya


Terdapat satu hukum Tuhan di dunia ini, Yakni barangsiapa yang takabur dan menyombongkan dirinya, maka niscaya ia akan menjadi makhluk yang terhina dan dihinakan. Dan barang siapa yang tawadhu dan merendahkan dirinya, maka niscaya ia akan menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan (Laa Tahinuu walaa tahzanu: 17)