Minggu, 22 April 2012

berpikir positif... ternyata tidak sulit


Sungguh sangat  tidak fair menurutku. Sikap mereka sangat menyakitkan. Acuh, cuek dan terkesan merendahkan. Mereka seperti dengan sengaja menunjukkan rasa tidak sukanya kepadaku.  Padahal, sebetulnya apa salahku?  Aku telah melakukan tugas sebagaimana seharusnya. Sesuai prosedur yang berlaku. Aku bersedia mempertanggungjawabkan apa yang aku lakukan.
Seharusnya, kalau menurut mereka aku telah melakukan kesalahan, mereka bertanya kepaku. Memintaku untuk memberikan klarifikasi.  Nah ini tidak. Tanpa tahu apa yang dituduhkan padaku, beberapa orang mendadak sontak berubah sikap kepadaku. Mending perubahan itu menjadi sikap yang lebih baik. Ini malah menjadi sangat menyakitkan.

Kamis, 05 April 2012

KALAU KITA MENJUAL DIRI…….?


Ups… menjual diri!!  Human Trafficking donk. Nanti dulu. Menjual diri yang ini bukan menjual diri yang berkonotasi negatif, tapi positif. Kok bisa?
Pada dasarnya setiap orang itu ingin eksis. Ingin diakui oleh siapapun. Tidak ingin diremehkan apa lagi dipandang sebelah mata. Contoh konkritnya ketika ketika berbicara, menyampaikan sesuatu. Kita pasti ingin orang mendengar apa yang kita bicarakan. Bahkan tidak hanya sekedar mendengarkan, kita ingin orang lain merespon apa yang kita katakan. Bila kita bicara dan orang lain mengabaikannya maka sungguh kita akan merasa sangat kecewa.

Ganti Kacamata Yuks


Suatu hari datang seorang siswa menyampaikan curhatnya kepadaku. Ia datang dengan wajah yang sangat kusut. Rupanya ia sedang menghadapi masalah. Benar saja. Beberapa detik setelah kalimat pertamanya keluar, curahan kata hati nya muncrat semua. Seperti bendungan yang baru saja pintu airnya terbuka. Ia bercerita bagaimana tidak nyamannya dia di rumah. Ibunya sangat cerewet. Semua yang dilakukannya salah. Menurutnya ia sudah berbuat yang benar tetapi selalu saja dianggap salah. Ia benci dengan ayahnya yang selalu menganggapnya anak kecil. Tidak pernah mempercayai kata-katanya. Ia sebal dengan kakaknya yang sok pinter. Ia benci sama adiknya gak gak pernah mau nurut kalau diberi nasehat. Berjam-jam ia bercerita tentang dukanya menghadapi orang-orang brengsek di rumahnya.