Pernah suatu ketika
seorang teman bertanya apakah aku memelihara ayam di rumah? Saat kujawab tidak,
sontak ia melotot, seolah sesuatu yang aneh karena aku tidak memelihara ayam.
Saat itu aku tertawa dan justru menganggap dia yang aneh. Tidak memelihara ayam
saja kok heboh. Tapi dia punya
argumentasi yang tidak kalah hebohnya. Kita kan tinggal di desa. Punya ruang
dan lahan untuk pelihara ayam. Selain itu memelihara ayam juga menguntungkan
karena ayam-ayam itu yang akan menghabiskan makanan-makanan sisa kita. Pendek
kata memelihara ayam itu menguntungkan dari berbagai sudut pandang. Pakan murah
(karena memanfaatkan makanan sisa), bisa menikmati daging ayam gratis dan
bahkan bisa menambah income karena harga ayam kampung lumayan mahal.
Saat itu aku memang
hanya tertawa saja dan menganggap temanku itu terlalu njlimet mikirnya. Hidup
kenapa dibuat serumit itu. Memelihara
ayam repot ngurusin kotorannya, harus memberi makan tiap hari dan belum lagi
kalau be-ol dimana-mana. Bikin repot saja. Tapi kok sekarang kupikir kata-kata temanku itu ada benarnya
ya.