Kamis, 26 Desember 2013

Kebun Produktif Ku



Pernah suatu ketika seorang teman bertanya apakah aku memelihara ayam di rumah? Saat kujawab tidak, sontak ia melotot, seolah sesuatu yang aneh karena aku tidak memelihara ayam. Saat itu aku tertawa dan justru menganggap dia yang aneh. Tidak memelihara ayam saja kok heboh.  Tapi dia punya argumentasi yang tidak kalah hebohnya. Kita kan tinggal di desa. Punya ruang dan lahan untuk pelihara ayam. Selain itu memelihara ayam juga menguntungkan karena ayam-ayam itu yang akan menghabiskan makanan-makanan sisa kita. Pendek kata memelihara ayam itu menguntungkan dari berbagai sudut pandang. Pakan murah (karena memanfaatkan makanan sisa), bisa menikmati daging ayam gratis dan bahkan bisa menambah income karena harga ayam kampung lumayan mahal.
Saat itu aku memang hanya tertawa saja dan menganggap temanku itu terlalu njlimet mikirnya. Hidup kenapa dibuat serumit itu.  Memelihara ayam repot ngurusin kotorannya, harus memberi makan tiap hari dan belum lagi kalau be-ol dimana-mana. Bikin repot saja. Tapi kok sekarang  kupikir kata-kata temanku itu ada benarnya ya.

Jumat, 20 Desember 2013

Menakar Sukses



 
Sekian tahun yang lalu, saat menghadiri sebuah reuni alumni aku mendapat pertanyaan seperti ini: “Bu sebetulnya ukuran sukses itu apa sih?”. Yah, tak bisa dipungkiri. Reuni  seringkali mengakomodasi kegamangan.  Pasalnya, di sana berkumpul orang-orang yang pernah melewati bersam-sama sebuah fase kehidupan dan melanjutkannya pada fase yang lain. Reuni  mempertemukannya  dengan kondisi yang  berbeda.  Ada yang datang dan  terlihat bahagia.  Tampil penuh percaya diri. Memiliki kehidupan sosial ekonomi yang mapan. Sementara ada juga yang terlihat kurang PD dan merasa tidak bahagia.   
Di sanalah kemudian beredar gosip-gosip ringan dan muncul dalam ungkapan, wah si anu sudah sukses sekarang. "Gosip Kesuksesan" ini bisa bikin miris yang merasa belum sukses lo. Akhirnya muncul perasaan gamang, dan muncullah pertanyaan itu, ukuran sukses itu apa sih?

Kamis, 19 Desember 2013

Suatu Hari di Kelas Kimia





Suasana di kelas kimia.
Selama dua pertemuan yang lalu kami belajar tentang materi, sifat materi dan perubahan materi. Pertemuan kali ini kami akan belajar tentang perubahan kimia yang dilanjutkan dengan persamaan reaksi. Siswa sudah mengenali dan bisa membedakan ciri-ciri perubahan fisika dan perubahan kimia.
Kutuliskan pernyataan di bawah ini di papan tulis:
Gas Hidrogen direaksikan dengan gas oksigen membentuk uap air”.
Pada kata gas hidrogen, gas oksigen dan uap air sengaja kuberi garis bawah sebagai kata kunci yang harus mereka cermati. Selanjutnya kutantang mereka untuk menuliskan persamaan reaksi dibawah pernyataan tersebut. Beberapa diantara mereka memberanikan diri maju ke depan menuliskan persamaan reaksi di papan tulis.