Rabu, 09 Maret 2016

Yes!!

Kelas adalah kumpulan dari pribadi pribadi unik.  Setidaknya ada tigapuluh lima siswa dalam satu kelas. Setiap siswa dalam kelas itu adalah pribadi yang unik. Lingkunganlah yang menyumbangkan andil besar membentuk keunikan itu. Dalam kelas yang merupakan sebuah kelompok,  pribadi pribadi unik ini saling berinteraksi membentuk karakteristik kelompok.

Karakteristik kelas jurusan teknik secara umum memang unik. Sembilanpuluh sembilan koma sembilan puluh sembilan persen siswanya berjenis kelamin cowok. Bahasa komunikasi mereka cenderung kasar, mengabaikan perasaan. Suka menantang dan suka ditantang. Tidak suka diremehkan tetapi selalu hobi meremehkan orang lain. Tidak bertanggungjawab, tidak disiplin dan cenderung tidak mau mengikuti aturan.


Karakteristik Jurusan teknik tingkat tiga tahun ini lebih buruk lagi. Perilaku mereka sangat arogan. Mereka mudah terpancing dan suka memancing keributan. Di kelas mereka, sebuah pertanyaan sederhana seperti, mengapa bangku paling belakang itu kosong, akan mengundang keributan panjang selama beberapa menit. Perintah untuk meletakkan tas di depan kelas saat ujian berlangsung dapat menjadi bumerang dan sumber bencana. 

Dalam pandanganku, mereka seperti melihat dunia itu hanya dua warna saja yaitu gelap dan terang, baik atau buruk, boleh atau dilarang, iya atau tidak. Kalau boleh memilih, sebetulnya aku tidak ingin berhadapan dengan mereka karena selalu membuat urat uratku menegang. Tetapi apa boleh buat, tugas mengharuskan aku melaksakanan dan tidak memberi pilihan. Aku harus berhadapan dengan mereka.

Mereka keras berarti aku harus lunak. Mereka suka menantang berarti aku harus memposisikan diriku tidak sebagai si penantang melainkan sebagai pendamai. Mereka suka ribut, berarti aku tidak boleh memancing keributan. Mereka plin plan berarti aku harus tegas. Itulah serentetan petunjuk sakti yang kubuat sendiri sebelum masuk ruangan mereka.

Ruang 7. Jumlah siswa yang tertera pada daftar siswa, duapuluh siswa, cowok semua, jurusan teknik kendaraan ringan kelas pararel empat. Begitu masuk ruang, aku menempati posisi pengawas ruang. Setelah mengucapkan salam aku memberi instruksi untuk meletakkan tas di depan kelas. Instruksi kulakukan satu kali dan kupastikan semua siswa memahami instruksiku. Selanjutnya kutunggu mereka menjalankan instruksi itu. Kubiarkan saja mereka bereaksi lamban. Kuamati mereka sambil berdiri. Aku tidak melakukan apapun sebelum semua tas berada di depan kelas.

Selanjutnya membagi lembar jawaban dan soal. Kusampaikan kepada seluruh kelas bahwa aku akan melakukan tugasku bila kelas tenang dan tidak gaduh. Berhasil. Mereka tenang di bangku masing masing, sehingga aku dapat membagi lembar jawaban dan soal dengan tenang. Selanjutnya kuikuti semua prosedur yang berlaku. Kujalankan tugasku sebagai pengawas dengan baik tanpa mengurangi hak mereka. Aku tidak meminta mereka menulis nama mereka di daftar hadir (aku menuliskannya untuk mereka), aku mendatangi satu persatu meja mereka untuk meneliti pengisian identitas mereka dan menjawab pertanyaan mereka dengan baik tetapi tidak berlebihan.

Berhasil, Kulalui sembilan puluh menit dengan nyaman. Aku keluar ruang itu tanpa beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar