Jumat, 29 April 2016

AKU MEMANG TIADA BERKAWAN





Aku memang tiada berkawan
Tak ada bahu untuk bersandar
Tak ada telinga untuk berbagi bisikan
Tak ada rengkuhan untuk sembunyi dari kegalauan

Aku memang tiada berkawan
Hanya batu yang teronggok diam
Hanya batang yang kaku menghunjam
Hanya dingin yang mencekam
Hanya sepi yang mematikan

Aku memang tiada berkawan

Jumat, 22 April 2016

Sesungguhnya ...

Pada dasarnya setiap manusia berada dibawah ancaman. Tidak ada manusia yang selalu aman. Mungkin saat ini anda merasaa baik-baik saja. Segala sesuatu berjalan normal. Usaha lancar. Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai denga target. Kesehatan baik. Kebahagiaan begitu sempurna. Benarkah demikian.
Bila anda berada pada keadaan seperti itu, yakinkah anda bahwa semua itu akan langgeng? Yakinkah anda bahwa usaha anda akan lancar selamanya? Yakinkah anda bahwa anda bisa menyelesaikan semua pekerjaan anda dengan baik tanpa gangguan? Yakinkah bahwa kesehatan anda tidak akan terganggu? Yakinkah anda bahwa keluarga anda akan terus baik-baik saja? Yakinkah? Pastikah? Beranikah anda menjaminnya?
Lihatlah keluar. Pergilah ke rumah sakit. Lihatlah para penderita penyakit yang lemah dan menjalani hari-hari sulit mereka? Buka mata dan telinga lebar-lebar. Saksikan betapa banyak orang orang di sekeliling anda yang menghadapi masalah sehingga mereka kehilangan rasa nyaman. Mereka terbangun tengah malam dan merasa ketakutan sepanjang waktu.
Kemudian bertanyalah pada diri sendiri, apakah tidak mungkin anda mengalami hal seperti yang mereka alami? Kalau hati anda menjawab tidak, bertanyalah kembali, dapatkah anda menolaknya bila Allah sudah berkehendak? Tidak!!
Tak ada sesuatu terjadi di muka bumi ini kecuali atas kehendakNya, zat Robbul Izzati. Dia memberi kepada siapapun yang Ia kehendaki, tak terkecuali anda. Jadi mengapa harus pongah dengan melewatkan "pinta"?

Senin, 18 April 2016

Puisi Hati


Dalam sunyi kudengar suara angin
nyaring
Dalam hening kudengar suara desah
hangat


kudengar semua,
bahkan yang tak bersuara




Minggu, 17 April 2016

puisi salah



Ketika kesalahan menghampiri, gelisah menderai
Menggurat, memerihkan, menghancurkan
Menyiksa sepanjang waktu
Tak ada pembenaran untuk sebuah kesalahan, tak ada
Tak ada pembelaan untuk sebuah kealpaan, tak ada

Kesalahan  terbesar adalah rasa tinggi
Rasa lebih, rasa benar, rasa paling, rasa besar
Kesalahan terbesar adalah lupa
Lupa hidup, lupa mati

Kesalahan tertinggi adalah menyerahkan kerendahan pada ketinggian

Ya Rabb, hari ini aku kelelahan mengejar ketinggian
Kakiku terserimpung oleh kegalauan yang memerikan
Jiwaku terkungkung dalam penyesalan
Aku jatuh pada jurang yang teramat dalam
Gelap
Sunyi

Ku berharap temui cahayaMu meski remang