Minggu, 13 Maret 2016

Ketika Harga Cabe Melambung Tinggi

Hasil gambar untuk cabeWow harga cabe melangit. Hari ini tembus angka limapuluh ribu. Di pandeglang konon malah sampai delapanpuluh ribu. Selamat ya bagi para petani cabe. Selamat menikmati penghasilan yang lumayan baik. Selmat juga bagi olahan masakan dengan sensasi pedas. Selamat meringis maksudnya. Karena harus merogoh lebih dalam lagi demi mendapatkan sensasi pedas.

Bagi kami hidangan bercabe ini wajib hukumnya. Masakan yang tidak mengandung cabe itu kurang menggigit dan tidak menimbulkan selera makan. Hambar. Sama hambarnya dengan makanan yang tak berasa asin. Itu sebabnya perkembangan harga cabe menjadi hal yang layak di-kepoin

Jadi, bagi kami yang tidak mungkin makan makanan tak bercabe, harus mempunyai cara agar makanan kami selalu beraroma cabe tetapi kantong kami juga tetap aman. Cara ini secara tak sengaja kuperoleh dari seorang pedagang nasi ampok.

Nasi ampok atau nasi jagung biasanya dijual dengan sayur yang pedas, gudangan (sayur + sambal kepala) dan ikan asin.Mbok si penjual nasi ampok ini tetap bisa menghadirkan sayur pedas meskipun harga cabe mahal dan penjual makanan lain bersungut-sungut karena merasa berkurang keuntungannya.  Si mbok ini tenang saja dan bahkan mesam mesem ketika menjawab pertanyaan sang pembeli apakah sayurnya masih pedas atau menjadi sumer (tidak terlalu pedas).

Nah ternyata si mbok ini selalu mengawetkan cabe bila cbe harganya murah. Ia membeli cabe dalam jumlah yang cukup banyak kemudian mengawetkannya untuk persediaan ketika harga cabe mahal. Caranya cabe disiangi dan dicucui bersih kemudian dikukus. Setelah matang cabe dikeringkan hingga benar-benar kering. Kemudian cabe kering ini disimpan di dalam plasti yang kering. Nah cabe kering inilah yang akan menjadi cadangan bila harga cabe mahal.

Ah cara cerdas juga ini. Cocok untuk penyuka makanan pedas seperti kami. Sejak saat itu, aku membeli cabe dalam jumlah banyak bila harga cabe anjlok. Bagiku harga cabe 10000 perkilogram itu sudah harga yang bersahabat. Aku beli tiga sampai empat kilogram kemudia kuproses menjadi cabe kering. Setelah kering kumasukkan dalam plasti berukuran satu kilo. Aku cukup mengambil sebanyak yang kubutuhkan untuk memasak. Proses pengeringan cabe ini tidak mengurasi rasa pedasnya.  Dengan memiliki cabe kering ini aku tidak perlu membeli cabe dalam kurun waktu lebih dari satu tahun.

Selain memproses cabe menjadi cabe kering kami juga menanam cabe di pekarangan. Tidak banyak sih, tapi kehadirannya sangat menguntungkan kami. Bila kami membutuhkan teman makan tahu pong kami tinggal memetik dan mencucuinya setelah itu hup... masuk mulut. Tumbuhan cabe ini sangat awet. Apalagi bila tanaman cabe ini tumbuh di bawah pohon pisang. Ia bisa bertahan lama. Kita tinggal memetik buahnya bila kita membutuhkannya.

Singkat cerita, harga cabe melambung tidak mempengaruhi uang belanjan kami. Kami tetap bisa menikmati makanan pedas dan kantong tetap aman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar