Kamis, 25 Oktober 2012

Suatu Pagi di Bulan Oktober



Nada khas pesan singkat terdengar  begitu aku masuk kamar. Setelah keypad unlock, ada empat pesan singkat belum terbaca. Pesan paling atas,  dari Ami. Minta diantarkan baju olahraganya yang ketinggalan. Uh… anak ini. Padahal saat berpapasan di kamar depan tadi aku sudah mengingatkannya. Tetap saja kelupaan.  
Tak ada waktu untuk berpikir panjang. Segera kucari baju olahraga berwarna hitam dengan kombinasi kuning itu, kumasukkan dalam tas kresek kecil, ambil helm dan mengeluarkan sepeda motor dari peraduannya. Kulirik jam dinding, jarumnya menunjukkan pukul enam lebih lima menit. Masih ada waktu. Sekolah Ami masuk jam enam lebih empat puluh lima menit. Setidaknya aku butuh waktu duapuluh sampai tigapuluh menit untuk sampai di sana.

Selasa, 23 Oktober 2012

SURAT UNTUK SAHABAT


 
Halo sahabat, apa kabar. Tiba-tiba saja aku tergerak untuk menyapamu. Sore ini aku pulang membawa kepenatan. Kurasa kamu juga. Bahkan kepenatanmu mungkin jauh lebih berat dari kepenatanku. Kurasa ada sesuatu yang meliputi hatimu, saat ini.
Oh tidak juga. Kamu hanyalah satu diantara sekian banyak manusia yang didera kegelisahan. Apakah kamu merasa semua yang kamu lakukan serba salah? Apakah kamu merasa semua orang sangat menyebalkan? Apakah kamu ingin menangis dan berteriak sangat kencang? Apakah kamu ingin mencengkeram dunia dan meremasnya diantara jari-jarimu yang lemah?

Minggu, 21 Oktober 2012

Jatah Gagal, bisa berubah lo




 gambar diambil dari
Masih ingat kata-kata Mario Teguh yang dikutip sahabatku,  arin ? Setiap orang punya jatah gagal. Jatah gagal itu harus dihabiskan untuk mendapatkan kesuksesan. Semakin cepat jatah gagal itu habis akan semakin cepat pula kita ketemu sukses.
Lalu berapa banyak sih jatah gagal kita? Lebih banyak dari orang lain atau lebih sedikit.  Itu rahasia. Bisa jadi banyak sehingga kita merasa sudah melampaui banyak kegagalan, eh.. suksesnya belum juga nongol. Tapi bisa jadi sedikit. Baru gagal tiga empat kali sukses sudah menampakkan batang hidungnya. 

Senin, 01 Oktober 2012

Seharusnya ...



Apakah anda orang yang hobi mengucapkan kata-kata: “seharusnya……” kepada lawan bicara anda? Berapa kali dalam sehari anda mengucapkan kata itu? Lima, sepuluh, duapuluh atau lebih banyak lagi. Bila anda orangnya (yang hobi mengucapkan kata itu) maka sungguh (maaf) anda adalah orang yang sangat menyebalkan.
Maaf, sekali lagi maaf. Tetapi kesan itulah yang akan diterima oleh lawan bicara anda karena hobi anda. Mengapa?