Minggu, 06 Maret 2016

Ngomongin Jodoh

Baca tulisan bang Syaiha itu bikin hati tergelitik. Kali ini yang menggelitik ku adalah  tulisannya yang berjudul : Ketika Cintamu tak direstui.

Aku jadi mikir nih. Bukan karena aku mengalami nasip seperti gadis yang ada dalam tulisan bang syaiha tetapi karena aku berada di pihak seberangnya.Bila dua generasi diperhadapkan anak dan orangtua, posisiku adalah posisi orangtua.

 gambar diambil dari sini

Dari jaman dulu, masalah cinta sejoli yang tidak direstui orangtua ini memang sudah heboh. Biasanya pembahasan tidak berimbang. Bila dipertentangkan, sudut pandangnya dari sisi anak muda. Sehingga kesannya pihak orangtua yang kebangetan. Mereka egois, tidak memahami perasaan anak muda dan lain sebagainya.



Benarkah begitu. Oh Tuhan, orangtua mana yang tidak ingin anaknya bahagia. Salah satu fase penting dalam kehidupan seseorang itu adalah menikah. Maka memutuskan dengan siapa seseorang  harus menikah, itu sangatlah penting.

Anak muda biasanya hanya mengedepankan perasaan saja. Keduanya suka, merasa nyaman, jalan. Hidup berumah tangga tidak sesederhana itu anak manis. Kalau kalian seorang gadis, dalam keluarga yang kalian bangun nanti kalian akan menjadi istri yang harus ikhlas dipimpin oleh seorang suami, kalian akan menjadi ibu yang harus ikhlas mendampingi anak anak  yang mungkin bandelnya melampaui kebandelanmu, kalian akan menjadi menantu yang harus mensupport suamimu untuk berbakti kepada mertuamu agar kalian tidak terlaknat.

Untuk menjalani semua itu kalian membutuhkan laki-laki yang hebat. Bukan karena tubuhnya yang kekar, bukan karena wajahnya yang ganteng seganteng bintang film korea,  tapi laki-laki yang ganteng hatinya. Juga bukan laki-laki yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milikNya, tetapi laki-laki yang tunduk dan patuh kepada khaliqnya.

Memilih laki-laki seperti itu tidak mudah wahai anak gadisku. Tidakkah kalian sadari bahwa pengetahuan kalian sangat terbatas. Kalian butuh referensi tambahan dari orang-orang dewasa di sekitarmu, termasuk orangtuamu.

Maka marilah anak anak gadisku, marilah berdialog dengan kami. Marilah berdiskusi agar terbuka mata batinmu tentang siapa yang pantas menjadi pendampingmu. Bukan hak kami untuk menentukan si A lah yang terbaik untukmu atau si B tak pantas untukmu. Kita hanya akan saling menyampaikan pendapat, mengasahnya, menguatkan atau mereduksinya agar semakin terkupas hal hal yang selama ini bias dalam pandangan kalian. Selebihnya, monggo kalianlah yang memutuskan, menentukan pilihan. Dan satu hal yang harus kalian ingat, kalianlah yang memutuskan dan kalianlah yang harus menanggung semua konsekwensi dari pilihan itu.

#setiapharinulis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar