Selasa, 10 Januari 2017

Antriiii

Hari ini, sembari mengalihkan rasa sakit aku buka beranda. Sekilas hanya tentang status orang yang penting bagi mereka dan tidak bagiku. Ha...ha... Yah maksudnya sudah lewatin aja. Gak usah dikepoin. Ada juga video yg sengaja ditag seseorang. Biasanya tag-tag an seperti ini mengandung sesuatu yang unik. Kalau tidak manfaatnya ya karena kelucuannya.



Okeh, aku terpana dengan video "budaya antri". Sudah buka dan melihatnya sampai tuntas. Sayang linknya tak bisa diseret kesini. Bagus video itu dan menarik kembali pintu memoriku atas tragedi antri yamg kualami selama ini.

Jujur ya, aku agak gimana gimana gitu dengan yang namanya antri. Antri kan dimana mana ya. Di toko antri bayar. Di rumah makan antri ambil makanan. Di bank antri mendapat panggilan untuk dilayani. Di tempat praktek dokter juga begitu. Di lembaga layanan publik apalagi. Singkat kata antri dimana mana.

Di mana mana itu selalu saja ada yang tidak mau antri. Pengen nerobos dan mendapatkan giliran lebih dulu meskipun datangnya belakangan. Ini sungguh sangat menyebalkan. Dan ironisnya dilayani juga. Coba ditolak, kan dengan sendirinya dia bakal balik untuk ngantri.

Baru nih, kalau ada petugas yang bawa pentungan menertibkan, pengantrinya jadi manis manis antri. Oalah... manisnya nunggu ada petugas. Padahal nih seandainya kita semua pinter antri... maka gak perlu lagi ada petugas atau petugasnya bisa melakukan pekerjaan lain yang lebih penting.

Kelihatannya harus ada pembelajaran antri nih. Belajar antri di semua jenjang pendidikan dan diteladankan oleh semua orang tua. Ayooo siapa yang merasa menjadi orangtua????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar