Minggu, 11 Juni 2017

Hari Keenambelas


Tiba tiba sudah sampai di hari keenambelas. Nanti malam sudah malam nuzulul Qur'an. Ibarat orang melakukan perjalanan, jarak tempuh tinggal separoh lagi. Tubuh sudah mulai adaptasi dengan suasana lapar. Bacaan qur'an juga sudah melewati masa jenuh karena menghadapi surat surat yang panjang. 


Ketika saya berhenti sejenak, tiba tiba banyak kenangan berkelebat. Saya seperti menoleh ke belakang, memutar kenangan-kenangan yang sudah terlewati. 

Tahun ini Ami mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. Itu artinya tahun depan boleh jadi kami hanya berdua menjalani bulan ramadhan. Anak-anak sudah beranjak dewasa. Kami sudah semakin tua, ternyata. 

Saat mendapati promosi baju berseliweran setiap saat, saya mencoba mengingat kembali masa-masa lima-sepuluh tahun yang lalu. Saya, seperti juga perempuan lain, sibuk keluar masuk toko untuk mencari baju lebaran. Anak-anak sudah ribut dengan pilihan masing-masing. Dari yang nyerah pilihan emaknya menjadi rewel karena punya selera sendiri. Dari yang nurut dengan baju kembaran menjadi ogah dengan bermacam-macam alasan. Keluar masuk dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan model/warna yang sesuai. 

Urusan menu buka dan sahur juga harus sesuai request. Untung saya hanya punya dua anak. Artinya saya merasa beruntung karena harus meladeni dua kepala. 

Tapi itu duluuu. Itu masa lalu. Sekarang di separo bulan ramadhan tak ada yang bingung minta baju lebaran. Tak ada yang request minta ini minta itu. Silent.
Untuk urusan jasmani, betul-betul anteng.

Jadi, meskipun lebaran tinggal menghitung hari, tak ada kekhawatiran sama sekali. Tak ada rasa takut karena tidak pegang uang. Semua berjalan normal.

Di meja makanpun tak ada yang istimewa. Buka puasa dengan sayur bening, tempe goreng dan sambal terasipun jadi. Takjil dengan teh manis juga ok.

Maka, ketika melihat orang-orang ribet dengan baju lebaran anak-anak mereka saya sering teringat masa-masa itu. Alhamdulillah semua sudah berlalu. Sekarang, setelah tidak diribetkan dengan urusan-urusan mereka, saatnya menenangkan hati, memperbanyak mengingatnya di bulan istimewa ini.

Ah,  Semua memang ada masanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar