Rabu, 14 Juni 2017

Lagi-lagi Karena Status

Tak bisa berkata satu patahpun untuk beberapa saat lamanya. Tiba-tiba saat mengecek beranda ada tulisan netizen yang membahas permintaan maaf pengguna medsos. Kepo-lah jadinya. 



Dari hasil penelusuran, saya menyimpulkan bahwa ada salah seorang netizen yang dihujat karena menulis status kesalnya kepada ibu hamil pengguna KRL. 

Lagi-lagi...lagi-lagi. Kejadian seperti ini bukan yang pertama. Dulu pernah ada seorang netizen yang dihujat karena mengomentari sebuah foto keponakannya sedang merokok. Pernah juga ada seorang netizen karena mengunggah video pribadi gara-gara dia menyebut buruk suatu kelompok masyarakat. 

Sekalipun begitu tetap saja membuat saya tergugu. Kalau dilihat dari kacamata obyektif, tentu wajarlah seseorang mengungkapkan kekesalan hatinya karena mengalami hal-hal yang membuatnya kecewa. Siapan kita pasti pernah mengalaminya. Di bank, pelayan tidak ramah dan menjawab pertanyaan kita dengan ketus. Di mall ketemu perempuan galak atau pemuda usil. Dan reaksi kita pasti sama kecewa. Paling ringan kita mengumpat dan mengomel sendiri. Kalau belum puas, lanjut curhat kepada sahabat dan keluarga. Salahkah? 

Tentu tidak. Wajar dan sangat manusiawi. Karena cara mudah dan murah melepaskan kejengkelan adalah mengungkapkannya. 

Lalu, mengapa hal ini menjadi masalah besar? Ya... karena ngomelnya di medsos, dimana semua orang mudah menemukan umpatan kita, membaca dan menyebarkannya. 

Pembaca yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang, yang tidak mengenal dengan baik penulis status. Beberapa diantara mereka memiliki pandangan yang berbeda. Sama seperti penulis status merekapun ingin menyampaikan pandangannya. Ketika jumlah orang yang berbeda pandangan lebih banyak, maka terjadilah bullying massal.    

Kalau dipikir-pikir kesalahan utama dari kasus ini adalah memilih tempat yang salah untuk menyampaikan uneg-uneg atau kata hati. Kalau saja netizen ini memuaskan diri dengan mencurhatkannya kepada teman dekat dan kemudian menenangkan diri serta melupakan, mungkin hal buruk itu tak akan terjadi. 

Jadi, marilah berkaca dari kejadian ini. Luapkanlah kekecewaan pada tempat yang tepat. Sesungguhnya saat rasa kecewa itu muncul, sedang mengalir energi negatif pada tubuh kita dan kita hanya perlu membuangnya. Maka buanglah di tempat yang semestinya agar baunya tidak menyebar kemana-mana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar