Sabtu, 04 Januari 2014

Gas Elpiji Langka


Gas Elpiji langka. Benar-benar langka. Sudah beberapa hari pasokan gas elpiji 3,5 kg habis bis bis. Setelah berkali-kali nolak pembeli, hari ini giliran kami yang kehabisan gas melon itu. Padahal kami sudah hemat-hematin itu gas, tetap saja kalau sudah waktunya habis ya habis.


Lalu, dimulailah perjuangan berat untuk dapat menyajikan sarapan pagi. Untung hari libur, jadi nggak harus buru-buru. Kita jadi mikir,  sarapan pagi apa yang paling simpel dan tidak ribet untuk membuatnya. Setelah pilah pilih, akhirnya pilihan kami jatuh pada hidangan khas daerah kami, pecel. Dibanding jenis masakan lain, makanan ini simpel sekali buatnya. Tinggal rebus sayuran, selesai. Saos kacangnya kan sudah ada. Cukup diencerkan dengan air kemudian disiramkan pada sayuran yang sudah direbus, jadi.

Masalahnya tetap juga butuh api. Tuh buat merebus sayuran. Apa yang harus dilakukan? Tak ada pilihan lain selain harus buat perapian. Kembali ke jaman behaula, jaman memasak pakai tungku dan kayu bakar. Hi....hi..... jadi ingat masa kecil. Main masak-masakan.

Tahu nggak, memasak dengan tungku dadakan itu butuh perjuangan lo. Memantik api agar bisa menjadi api yang baik (tidak gampang mati) sehingga masakan matang sempurna itu so hard. Gak mudah. Berkali-kali kita berhasil membuat api, beberapa saat kemudian mati. Ditiup-tiup... nyala sudah itu mati lagi. Sudah begitu, waktu niup, abu-abu beterbangan. Ada yang masuk ke dalam panci ada yang masuk ke mata. Belum warna panci yang berubah menjadi hitam jelaga. Huft

Setelah bersusah payah, akhirnya berhasil juga mendapatkan satu piring sayuran rebus. Makan-nya dipadu dengan sambal pecel (saos kacang) dan kerupuk. Karena membuatnya penuh perjuangan, biarpun paduannya nggak lengkap rasanya nikmat juga. (dinikmat-nikmatin maksudnya)

Ketika kesulitan datang menghampiri kita, saat itulah kita seperti diingatkan tentang hal-hal baik dan mudah yang selama ini sudah menemani kita, tetapi sering kita lupakan. Iya kan? Sehari-hari untuk memasak nasi begitu mudahnya. Tinggal ambil beras, membersihkannya, tambahkan air, masukkan ke magic com kemudian tekan tombolnya. Sudah. Tunggu sampai nasi matang sambil melakukan apapun. Ditunggu sambil tidurpun nggak masalah. Nggak perlu khawatir nasi gosong karena ada tombol otomatis yang akan mengubahnya menjadi penghangat.

Membuat masakan juga sangat mudah. Menggunakan kompor gas hanya tinggal putar tombol sampai bunyi ceklek, setelah itu nyala api akan keluar dari kompor gas. Apinya biru sehingga tidak bikin panci gosong dan berwarna hitam. Ini tentu jauh lebih mudah dari pada menyalakan kompor minyak yang harus nusukin sumbu kompok dengan stik berapi apalagi membuat api dari kayu bakar bila memasak di tungku. Benar! Kemarin-kemarin kita sangat dimudahkan. Tapi kita nggak nyadar kalau kita dimudahkan. Baru nyadar kalau semua kemudahan itu ditahan.

Tampaknya sekali-kali diingatkan itu perlu ya. Untuk mengembalikan kesadaran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar