Kamis, 26 Desember 2013

Kebun Produktif Ku



Pernah suatu ketika seorang teman bertanya apakah aku memelihara ayam di rumah? Saat kujawab tidak, sontak ia melotot, seolah sesuatu yang aneh karena aku tidak memelihara ayam. Saat itu aku tertawa dan justru menganggap dia yang aneh. Tidak memelihara ayam saja kok heboh.  Tapi dia punya argumentasi yang tidak kalah hebohnya. Kita kan tinggal di desa. Punya ruang dan lahan untuk pelihara ayam. Selain itu memelihara ayam juga menguntungkan karena ayam-ayam itu yang akan menghabiskan makanan-makanan sisa kita. Pendek kata memelihara ayam itu menguntungkan dari berbagai sudut pandang. Pakan murah (karena memanfaatkan makanan sisa), bisa menikmati daging ayam gratis dan bahkan bisa menambah income karena harga ayam kampung lumayan mahal.
Saat itu aku memang hanya tertawa saja dan menganggap temanku itu terlalu njlimet mikirnya. Hidup kenapa dibuat serumit itu.  Memelihara ayam repot ngurusin kotorannya, harus memberi makan tiap hari dan belum lagi kalau be-ol dimana-mana. Bikin repot saja. Tapi kok sekarang  kupikir kata-kata temanku itu ada benarnya ya.

Bermula dari munculnya swalayan di dekat rumahku. Bagi kami tentu swalayan itu menjadi kompetitor toko kecil kami. Angka penjualan di toko kami menurun drastis sejak kehadiran swalayan itu. Bagaimanapun hal itu membuat ritme kehidupan kami sedikit mengalami perubahan.  Suami menjadi tidak bersemangat. Kurasa kami menghadapi masalah yang cukup serius dan diperlukan pemikiran serius untuk menyelesaikan masalah itu.
Setelah melakukan analisa swot  sederhana, kami sepakat untuk memaksimalkan potensi yang  kami miliki. Kami masih mempunyai lahan yang cukup luas dibelakang rumah. Pilihan kami adalah membuat kolam ikan. Kami mulai mencari informasi ke sana ke mari. Kebetulan ada beberapa saudara yang sudah mempunyai kolam ikan.  Sambil belajar kami mempersiapkan lahan. Membuat pagar adalah langkah pertama. Suamiku bahkan berencana membuat batako sendiri. Dia benar-benar super. Bayangkan ia membuat sendiri 3500 batako, yang dibuat di sela-sela waktu luangnya.
Langkah berikutnya adalah membangun kolam ikan.  Kami menyelesaikan dua kolam ikan dulu.  Kolam itu berukuran sedang. Dua kolam itu menjadi kolam latihan kami. Di kolam pertama ditebar 2500 benih ikan nila. Persiapan kolam dilakukan sekadarnya. Setiap hari banyak ikan yang mati. Suamiku berusaha mencari informasi tentang budi daya ikan melalui internet. Hua.... memanfaatkan teknologi donk. Masa pemakaian speedy hanya untuk baca berita dan facebook-an saja.  Rugi banget.
Informasi yang diperoleh suami macam-macam ternyata. Suatu ketika tiba-tiba ia ngomongin azzola. Katanya azzola itu pakan alami ikan yang kaya protein. Akupun menemani suami mencari azzola. Pertama kali ketemu salah, karena ternyata yang kami peroleh adalah kayu apu, ha...ha... Pencarian kedua baru betul, menurutku. Tapi suamiku tetap meragukan apakah perolehan kami itu benar-benar azzola. Dia memutuskan untuk membeli bibit azzola. Akhirnya kami mendatangi penjual azzola di Tulungagung. Membeli satu kresek azzolia dan sekarang sudah menjadi dua kolam.


Lahan kami masih cukup luas. Aku mengusulkan untuk menanami sayuran di beberapa tempat yang masih kosong. Kurasa tanaman yang paling cocok ya tanaman perdu agar intensitas cahaya matahari tetap terjaga. Usulanku pertama kali adalah kangkung. Kami menyukai tumis kangkung yang lezat. Betapa senangnya bila aku tidak perlu repot-repot ke warung untuk membeli kangkung. Kapanpun mau tinggal petik di kebun sendiri. Suamiku setuju. Kami juga membeli beberapa benih tanaman yang lain. Cabe, terong dan sawi. Sebagian kami tanam di polybag dan sebagian yang lain kami tanam langsung di tanah. Ternyata tanaman di polibag lebih subur.
Suamiku memproklamirkan untuk memproduksi tanaman organik. Tanpa pestisida dan tanpa pupuk buatan. Itu artinya ia harus bisa membuat kompos sendiri. Lagi-lagi ia mengandalkan mbah google. Ia mulai mempraktekkan beberapa teknik membuat kompos sendiri. Biasalah namanya juga belajar, pertama kali dua kali tidak berhasil itu biasa. Kurasa itu adalah proses pembelajaran.
Seperti yang terjadi pada kolam pertama kali. Karena banyak ikan yang mati, suamiku menjadi rajin browsing tentang penyakit ikan dan cara menanggulanginya. Meriset hal-hal apa yang membuat kolam pertama kurang berhasil. Suamiku memperbaiki persiapan awal kolam, mempelajari sifat air dan sebagainya. Pada penebaran benih di kolam kedua, tingkat kematian ikan bisa ditekan .  Tidak lagi ditemukan ikan mati. Dari 1100 benih ikan tidak lebih dari 10 ikan yang mati diusianya dua bulan ini. Belajar adalah proses.
Kini aku benar-benar menikmati  kebun yang produktif. Meski baru untuk konsumsi sendiri, tapi mempunyai kebun yang produktif itu sangat menyenangkan.  Keheranan temanku yang kuceritakan di awal tulisan ini baru nyangkut di otakku sekarang. Kalau dipikir benar juga ya. Aku tinggal di desa. Rata-rata penduduk desa mempunyai lahan yang cukup luas. Selain rumah yang kami tinggali, kami selalu punya lahan yang biasanya kami biarkan nganggur dan tidak produktif. Padahal kalau kita mau memanfaatkan untuk memelihara  ternak atau menanam tanaman produktif mungkin akan sangat membantu kebutuhan sehari-hari. Tentu kita tidak harus direpotkan dengan harga cabe melangit, harga tomat yang meroket atau harga daging ayam yang mencekik leher.
Lebih dari semua itu, menjadikan lahan nganggur menjadi kebun produktif secara tidak langsung menciptakan tenaga kerja. Bila dikerjakan secara serius tidak mustahil dapat menjadi usaha yang menjanjikan.  

2 komentar:

  1. sedia azolla bandung - jawa barat

    kegunaan azolla :
    - penghijau dan pendingin kolam ikan, sawah, kolam terpal, kolam air mancur
    - pakan alternatif alami ikan gurame, nila dll / lele sbg sumber serat
    - pakan alternatif ayam, bebek, entog
    - pakan alternatif / pengganti rumput utk sapi, kambing, kerbau, domba tanpa ngarit apalagi kemarau
    - bahan baku pupuk hijau dan kompos alami utk tanaman pekarangan, sawah, kebun, lahan gambut
    - sebagai pengurai limbah dan tanaman lahan kritis berair misal : bekas galian, air TPA sampah
    - kandungan dan kegunaan lain nya bisa cari di google

    salam hijau dan kembalikan tanah air kita sebagai mana fungsi nya tanpa bahan kimia

    WHAT APPS / TELP / SMS PASTI DIBALES : 089636503911 (asli bandung)

    BalasHapus