Selasa, 13 November 2012

Masalah!!! Siapa Takut




Apa yang anda rasakan ketika beberapa orang membicarakan anda di belakang anda. Mereka membicarakan apa yang anda lakukan dengan suara dikeras-kerasin. Mereka tidak mengajak anda bicara tetapi suara mereka dipastikan agar telinga anda mendengar.  Apakah anda marah? Apa yang anda lakukan bila anda berada pada kondisi seperti itu?


Dua hari yang aku mengalaminya. Jarak antara aku dan mereka hanya beberapa meter saja. Tampaknya mereka tidak setuju dengan apa yang aku lakukan. Menurutku aku sudah melakukan tugasku dengan baik. Mengambil keputusan yang berimplikasi pada kepentingan banyak orang memang tidak mudah. Setiap orang punya kepentingan dan seringkali kepentingan itu bertolak belakang dengan kepentingan orang lain. Memuaskan sebagian berarti mengecewakan sebagian yang lain.  Betul-betul pilihan yang sulit. Dan inilah yang mereka permasalahkan. Mereka  kecewa karena  keputusan tidak sesuai dengan kepentingan mereka.

Suara mereka lantang. Menguraikan semua alasan dan akhirnya mengklaim bahwa keputusan yang berlaku adalah keputusan yang tidak adil, diskriminatif dan lain sebagainya. Jelas, semuanya diarahkan kepadaku. Aku bukan tuli-tuli amat. Aku juga bukan tidak punya perasaan. Aku berpikir keras untuk menentukan sikap, apakah aku akan menanggapi mereka atau diam.

Sungguh, saat itu hatiku benar-benar tawar.  Allah melindungi hatiku dari rasa marah. Mungkin karena puasaku hari itu. Mungkin karena kesibukan hatiku membaca istighfar.  Tapi pasti, semua itu karena karuniaNya. Aku tidak tertarik dengan apa yang mereka katakan. Aku tidak tertarik untuk marah dan melabrak mereka. Kupikir, toh mereka tidak mengajakku bicara. Anggap saja mereka membicarakan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku. Bukankah setiap orang punya hak untuk menyampaikan pendapat.  Itulah yang saat ini sedang mereka lakukan. Mengambil hak mereka. Dan aku? Aku juga punya hak untuk mengabaikan apa yang mereka katakan. Impas!!

Apakah selamanya hatiku tawar? Tidak! Perasaan galau itu akhirnya muncul juga. Tetapi kembali Allah mengulurkan tanganNya. Saat buka  yahoo Indonesia, ada email dari sahabat mayaku, Anne Ahira. Subjeknya; Endah, Masalah mendatangkan Makna kehidupan.  Isinya benar-benar membuka mataku dan pas banget dengan kegalauanku saat itu.Apakah ini suatu kebetulan? Nggak donk. Ini pasti rencana-Nya untuk menawarkan raga galauku.
 
Diawali dengan kutipan bijak :  "Hindari masalah, dan kamu tidak akan pernah jadi orang yang memecahkannya" - Richard Bach. Selanjutnya, ia menulis bahwa bagi seekor Rajawali rintangan terbesar yang dihadapi adalah udara yang bergerak alias angin. Tetapi bila tidak ada angin, tidak ada udara alias hampa maka tidak akan ada kepakan sayapnya dan rajawali itu tak akan bisa terbang.
Rintangan terbesar bagi sampan/perahu adalah arus air atau air itu sendiri. Bila tidak ada arus atau tidak ada air apakah sampan atau perahu itu bisa bergerak? Tidak.   

Apa artinya ini? Percaya atau tidak, masalah yang datang pada kita pada dasarnya adalah makanan jiwa. Kehadirannya kita perlukan untuk memaknai kehidupan kita. Angin yang bertiup kencang membuat otot-otot Rajawali akan semakin kuat. Arus air yang kuat akan menumbuhkan semangat bagi pengayuh sampan untuk segera sampai ke pulau tujuan.

 Mengeluh ketika berhadapan dengan masalah, nggak keren banget. Takut menghadapi masalah dan ingin menghindarinya? Picik. Seperti tak pernah bertemu dengan game yang bernama masalah. Berapa banyak sudah masalah yang datang silih berganti? Nggak kehitung. Apakah masalah-masalah itu membuatku kehilangan energi? Atau mengakhiri kehidupanku? Tidak sama sekali. Justru munculnya masalah itu  seringkali memberiku kesempatan mendapatkan ilmu baru. Membuatku semakin mengenal kekuasannNya. 

So…. Mengapa harus takut berhadapan dengan masalah? 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar