Apakah anda
orang yang hobi mengucapkan kata-kata: “seharusnya……” kepada lawan bicara anda?
Berapa kali dalam sehari anda mengucapkan kata itu? Lima, sepuluh, duapuluh
atau lebih banyak lagi. Bila anda orangnya (yang hobi mengucapkan kata itu)
maka sungguh (maaf) anda adalah orang yang sangat menyebalkan.
Maaf, sekali
lagi maaf. Tetapi kesan itulah yang akan diterima oleh lawan bicara anda karena
hobi anda. Mengapa?
Kedua, kata-kata
itu juga menunjukkan bahwa anda tidak bersedia memahami keadaan orang lain.
Bahwa pada saat-saat tertentu kita tidak
bisa mengendalikan keadaan, tentu semua orang juga sepakat. Setiap orang
bisa saja menghadapi kesulitan. Saya ataupun anda. Di saat seperti itu bisa
saja kita melakukan kesalahan. Kalau orang lain bisa melakukan kesalahan,
sayapun bisa. Anda juga bisa. Lalu pada saat anda melakukan kesalahan yang
tidak dapat anda hindarkan, apa yang anda harapkan? Tentunya maaf dan
permakluman dari orang lain. Nah kalau kita mengharapkan yang seperti itu tentu
orang lain juga mengharapkan hal yang sama.
Ketiga, karena
dengan mengucapkan kata-kata itu seolah-olah anda mengklaim diri anda sebagai
orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Ah mana ada orang yang tidak
pernah melakukan kesalahan. Itu ngibul namanya.
Itulah tiga
alasan mengapa orang yang hobi mengucapkan kata “seharusnya….” Adalah orang
yang menyebalkan. Berdasarkan pengalaman, biasanya mereka tidak dapat melakukan
yang lebih baik dari apa yang diucapkan. Julukan untuk orang seperti ini
adalah: N A T O (not action talk only)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar