Suasana
di kelas kimia.
Selama
dua pertemuan yang lalu kami belajar tentang materi, sifat materi dan perubahan
materi. Pertemuan kali ini kami akan belajar tentang perubahan kimia yang
dilanjutkan dengan persamaan reaksi. Siswa sudah mengenali dan bisa membedakan
ciri-ciri perubahan fisika dan perubahan kimia.
Kutuliskan
pernyataan di bawah ini di papan tulis:
“Gas
Hidrogen direaksikan dengan gas oksigen membentuk uap air”.
Pada
kata gas hidrogen, gas oksigen dan uap air sengaja kuberi garis bawah sebagai
kata kunci yang harus mereka cermati. Selanjutnya kutantang mereka untuk
menuliskan persamaan reaksi dibawah pernyataan tersebut. Beberapa diantara
mereka memberanikan diri maju ke depan menuliskan persamaan reaksi di papan
tulis.
H +
O = H2O
Kuberi
tanda silang di bawah lambang unsur yang salah. Kemudian kutantang kembali
kepada yang lain untuk memperbaiki jawaban temannya yang salah. Seorang anak
mengacungkan tangan. Ia maju dan menerima spidol untuk menuliskan perbaikan di
bawah jawaban temannya terdahulu. Ia menuliskan seperti ini:
H + O2 à H2O
Kembali
kuberi tanda silang dibawah lambang unsur yang salah. Tanpa kuminta beberapa
orang anak mengacungkan tangan ingin berpartisipasi untuk melakukan perbaikan.
Kini aku harus memilih satu diantara mereka. Anak yang terpilih itu menulis
seperti ini:
H2 + O2 à H2O2
Kali
ini kububuhkan satu tanda silang di bawah rumus molekul peroksida. Kelas mulai
gaduh. Beberapa anak terlihat tidak segera memutuskan apakah akan melakukan
perbaikan atau tidak. Salah seorang anak dengan ragu-ragu maju ke depan dan
melakukan perbaikan. Ia menulis:
H2 + O2 à H2O
Kuberi
bingkai persamaan reaksi yang sudah sempurna itu (aku sengaja mengabaikan fase)
dan memberi komentar : sempurna.
Anehnya
siswa tidak merasa surprise meskipun jawaban mereka benar. Tampaknya mereka
menyimpan pertanyaan dalam benak mereka yang mendesak untuk dicarikan
jawabannya. Setelah kutawarkan kesempatan kepada mereka untuk bertanya, berikut
adalah rentetan pertanyaan mereka:
“Kenapa
bu kok gas Hidrogen ditulis H2?”
“Kenapa
bu kok gas Oksigen ditulis O2?”
“Kenapa
bu kalau O2 direaksikan dengan H2 menjadi H2O,
bukan H2O2?”
Sebelum
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu aku mengingatkan mereka pada pelajaran IPA
yang mereka pelajari saat mereka masih duduk di bangku SD.
“Masih
ingatkah kalian tentang pernapasan? Gas apa yang kita hirup saat kita bernapas?”
“Gas
oksigen” jawab mereka serempak.
“Bagaimana
lambang gas Oksigen?”
“O2”
“Kenapa
ditulis seperti itu?”
“La
gurunya ngajarinnya gitu lo Bu?”
“Kok
tidak protes?”
Sebagian
diantara mereka menepuk jidat, sebagian
yang lain tertawa terkekeh-kekeh.
@@@
Mempelajari
sains pada hakekatnya adalah mempelajari fakta atau gejala alam. Kita perlu
mempelajari gejala alam agar kita dapat memahami mengapa gejala alam terjadi.
Satu hal yang harus dipahami bahwa belajar sains bukan berarti mencocok-cocok
kan gejala alam tersebut dengan teori.
Coba
perhatikan pertanyaan dibawah ini:
“Kenapa
O2 direaksikan dengan H2
menjadi H2O?”
Di
alam reaksi antara gas oksigen dengan gas hidrogen menghasilkan air. Ini
semacam aturan yang berlaku di alam. Molekul gas hidrogen yang terdiri dari dua
atom bila bertemu dengan molekul gas oksigen yang juga terdiri dari dua atom, keduanya
akan bersenyawa dengan mengikuti aturan bahwa setiap dua atom hidrogen akan
bergabung dengan satu atom oksigen. Maka setiap satu molekul gas oksigen (yang
terdiri dari dua atom tersebut) membutuhkan dua molekul gas hidrogen dan
membentuk dua molekul air.
Memahami
aturan yang berlaku di alam!
Inilah yang terjadi ketika kita mempelajari sains. Harus kita sadari bahwa alam memberlakukan aturan-aturan. Kita adalah bagian dari aturan alam tersebut. Sebagai bagian dari alam, kita wajib memahami aturan alam tersebut agar hidup kita selaras dengan alam, bukan justru bertabrakan dengan alam.
Inilah yang terjadi ketika kita mempelajari sains. Harus kita sadari bahwa alam memberlakukan aturan-aturan. Kita adalah bagian dari aturan alam tersebut. Sebagai bagian dari alam, kita wajib memahami aturan alam tersebut agar hidup kita selaras dengan alam, bukan justru bertabrakan dengan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar