Sabtu, 26 Mei 2012

Kok Salah??


Ada yang tahu nggak faktor penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi? 


Dari beberapa kali browsing (karena penasaran) aku tertarik pada salah satu pendapat bahwa ada kemungkinan factor penyebab jatuhnya Pesawat itu adalah karena sang pilot tidak tepat dalam memahami petunjuk dari petugas. Hal itu menyebabkan ia mengambil keputusan yang salah. Turun pada ketinggian 6000 kaki.  Terlepas dari benar atau salah pendapat tersebut aku mencatat satu hal yang sangat penting yaitu: kesalahan memahami instruksi dapat berakibat sangat fatal.


Ketika marak berita tentang penganiayaan TKW di luar negeri, salah satu radio swasta local berinisiatif membuka  dialog interaktif dengan eksTKW dan menanyakan, menurut mereka hal-hal apa yang memicu terjadinya penganiayaan  tersebut. Salah seorang  eks TKW asal Tulungagung on air dan menyampaikan pendapatnya.

Menurut  dia, tentu sesuai dengan apa yang ia lihat di sana, bisa terjadi penganiayaan itu dilakukan sang majikan karena si TKW tidak paham dengan perintah majikan. Majikan nyuruh dia begini, yang dia kerjakan begitu. Nggak  nyambung dan itu membuat majikannya geregetan kemudian terjadilah  penganiayaan tersebut .Tentu saja pendapat ini tidak bisa digeneralisir untuk banyak kasus yang  lain. Pendapat itu hanya pendapat perorangan berdasarkan apa yang pernah ia lihat di suatu saat dan di suatu tempat saja. Aku tidak bermaksud  memperdebatkannya. Aku hanya ingin mengambil pelajaran yang sangat berharga dari pendapat eks TKW tersebut yaitu: kesalahan dalam memahami instruksi bisa berakibat fatal.

Yang pasti, pelajaran itu sangat “kena” sekali dalam kehidupan sehari-hari kita. Salah memahami instruksi, salah menangkap informasi  sangat mungkin berujung pada salahnya kita mengambil keputusan. Kalau keputusannya dalam lingkup sederhana dan efeknya tidak terlalu berat  terus bisa segera diperbaiki sih bisa dianggap biasa-biasa  saja dan gak terlalu penting. Tapi mengabaikannya tentu bukan tindakan yang bijaksana. Karena tidak tertutup kemungkinan suatu ketika nanti kita akan menjadi penyebab hancurnya sebuah sistim, atau melayangnya nyawa kita atau nyawa orang lain bila kita salah memahami suatu informasi atau instruksi.

Kenapa sih kita suka salah menerima informasi dan/atau  memahami instruksi? Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan  “ngenthengne” atau menganggap nggak penting suatu urusan. Terima informasi sambil lalu. Diajak bicara sambil melakukan sesuatu yang lain (biasanya sms-an). Dapat SMS dibaca sekenanya. Pendek kata  tidak perhatian dan tidak mempersiapkan fisik/mental dan pikiran  dengan baik saat menerima informasi.  Karena pikiran kita gak begitu siap maka informasi itu tidak tertanam  kuat dalam memori. Maka saat memori itu dibutuhkan ada bagian-bagian yang hilang atau tak terbaca. Informasi yang diolah oleh otak kita pun bisa menjadi informasi yang salah.  Pada gilirannya nanti, keputusan  yang kita ambilpun bisa menjadi keputusan yang salah. Disinilah lahirnya sebuah bencana.

Lihat fenomena yang ada dewasa ini. Saat kita berada di mana saja. Di warung, di stasiun, di angkot, di terminal, di bank atau ditempat-tempat umum yang lain. Hampir dipastikan kita melihat pemandangan ini:  orang main HP. Entah itu sms, entah itu nonton video atau sekedar  main game. Seringkali juga ngomong sama orang lain di depannya juga sambil mengoperasikan HP. Seorang pegawai/ pramuniaga melayani pembeli sambil mengoperasikan HP. Anak mendengarkan nasehat orangtuanya juga sambil mantengin HP.  HP telah merampas sebagian kesadaran kita, sehingga kita tidak lagi focus saat menerima informasi yang kadang-kadang informasi itu sangat penting.

Kesadaran diri. Kesiapan mental. Konsentrasi dan focus terhadap suatu masalah adalah hal-hal penting yang harus kita latihkan pada diri kita. Kita memang akan selalu berpindah dari suatu keadaan ke keadaan lain.  Sangat penting bagi kita untuk segera beradaptasi  di setiap keadaan tersebut.  Kuncinya satu: Cermat!!  Saat seseorang berbicara kepada kita, kita harus pastikan bahwa kita menerima pesannya  sama seperti  yang ia maksudkan. Saat kita melihat sesuatu, kita harus memastikan bahwa pikiran kita memaknai sesuatu yang sama dengan apa yang kita lihat. Saat kita mendengar sesuatu, kita pastikan bahwa yang kita simpan dalam memori kita sama dengan yang ingin disampaikan oleh sumber suara.

Tidak mudah dan semua itu butuh latihan. Juga tidak sulit dan semua itu bisa dikerjakan. Berlatih melihat dengan cermat. Berlatih mendengar dengan cermat. Kita sudah mempunyai alat yang sangat canggih. Kita punya mata. Kita punya telinga dan tiga indera yang lain. Sebelum semuanya berkurang kemampuan penginderaannya, ayo kita manfaatkan karunia Illahi itu sebaik-baiknya. 
Bila focus dan konsentrasi itu sudah menjadi bagian yang melekat pada diri kita, kita akan menjadi orang yang percaya diri. Tidak mudah panik. Tidak mudah gugup. Siap menerima tugas dan siap untuk melaju mewujudkan cita-cita. Tiket sukses ada dalam genggaman.






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar