Ada yang tahu nggak faktor penyebab
jatuhnya pesawat Sukhoi?
Dari beberapa kali browsing (karena
penasaran) aku tertarik pada salah satu pendapat bahwa ada kemungkinan factor
penyebab jatuhnya Pesawat itu adalah karena sang pilot tidak tepat dalam
memahami petunjuk dari petugas. Hal itu menyebabkan ia mengambil keputusan yang
salah. Turun pada ketinggian 6000 kaki.
Terlepas dari benar atau salah pendapat tersebut aku mencatat satu hal
yang sangat penting yaitu: kesalahan memahami instruksi dapat berakibat sangat
fatal.
Ketika marak berita tentang
penganiayaan TKW di luar negeri, salah satu radio swasta local berinisiatif
membuka dialog interaktif dengan eksTKW
dan menanyakan, menurut mereka hal-hal apa yang memicu terjadinya penganiayaan tersebut. Salah seorang eks TKW asal Tulungagung on air dan
menyampaikan pendapatnya.
Menurut dia,
tentu sesuai dengan apa yang ia lihat di sana, bisa terjadi penganiayaan itu
dilakukan sang majikan karena si TKW tidak paham dengan perintah majikan.
Majikan nyuruh dia begini, yang dia kerjakan begitu. Nggak nyambung dan itu membuat majikannya geregetan
kemudian terjadilah penganiayaan
tersebut .Tentu saja pendapat ini tidak bisa digeneralisir untuk banyak kasus
yang lain. Pendapat itu hanya pendapat
perorangan berdasarkan apa yang pernah ia lihat di suatu saat dan di suatu
tempat saja. Aku tidak bermaksud memperdebatkannya. Aku hanya ingin mengambil pelajaran
yang sangat berharga dari pendapat eks TKW tersebut yaitu: kesalahan dalam
memahami instruksi bisa berakibat fatal.
Yang pasti, pelajaran itu sangat
“kena” sekali dalam kehidupan sehari-hari kita. Salah memahami instruksi, salah
menangkap informasi sangat mungkin
berujung pada salahnya kita mengambil keputusan. Kalau keputusannya dalam
lingkup sederhana dan efeknya tidak terlalu berat terus bisa segera diperbaiki sih bisa
dianggap biasa-biasa saja dan gak
terlalu penting. Tapi mengabaikannya tentu bukan tindakan yang bijaksana. Karena
tidak tertutup kemungkinan suatu ketika nanti kita akan menjadi penyebab hancurnya
sebuah sistim, atau melayangnya nyawa kita atau nyawa orang lain bila kita
salah memahami suatu informasi atau instruksi.
Kenapa sih kita suka salah menerima
informasi dan/atau memahami instruksi?
Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan
“ngenthengne” atau menganggap nggak penting suatu urusan. Terima
informasi sambil lalu. Diajak bicara sambil melakukan sesuatu yang lain
(biasanya sms-an). Dapat SMS dibaca sekenanya. Pendek kata tidak perhatian dan tidak mempersiapkan
fisik/mental dan pikiran dengan baik
saat menerima informasi. Karena pikiran
kita gak begitu siap maka informasi itu tidak tertanam kuat dalam memori. Maka saat memori itu
dibutuhkan ada bagian-bagian yang hilang atau tak terbaca. Informasi yang
diolah oleh otak kita pun bisa menjadi informasi yang salah. Pada gilirannya nanti, keputusan yang kita ambilpun bisa menjadi keputusan
yang salah. Disinilah lahirnya sebuah bencana.
Lihat fenomena yang ada dewasa ini.
Saat kita berada di mana saja. Di warung, di stasiun, di angkot, di terminal,
di bank atau ditempat-tempat umum yang lain. Hampir dipastikan kita melihat
pemandangan ini: orang main HP. Entah
itu sms, entah itu nonton video atau sekedar
main game. Seringkali juga ngomong sama orang lain di depannya juga
sambil mengoperasikan HP. Seorang pegawai/ pramuniaga melayani pembeli sambil
mengoperasikan HP. Anak mendengarkan nasehat orangtuanya juga sambil mantengin
HP. HP telah merampas sebagian kesadaran
kita, sehingga kita tidak lagi focus saat menerima informasi yang kadang-kadang
informasi itu sangat penting.
Kesadaran diri. Kesiapan mental.
Konsentrasi dan focus terhadap suatu masalah adalah hal-hal penting yang harus
kita latihkan pada diri kita. Kita memang akan selalu berpindah dari suatu
keadaan ke keadaan lain. Sangat penting
bagi kita untuk segera beradaptasi di
setiap keadaan tersebut. Kuncinya satu:
Cermat!! Saat seseorang berbicara kepada
kita, kita harus pastikan bahwa kita menerima pesannya sama seperti
yang ia maksudkan. Saat kita melihat sesuatu, kita harus memastikan
bahwa pikiran kita memaknai sesuatu yang sama dengan apa yang kita lihat. Saat
kita mendengar sesuatu, kita pastikan bahwa yang kita simpan dalam memori kita
sama dengan yang ingin disampaikan oleh sumber suara.
Tidak mudah dan semua itu butuh latihan.
Juga tidak sulit dan semua itu bisa dikerjakan. Berlatih melihat dengan cermat.
Berlatih mendengar dengan cermat. Kita sudah mempunyai alat yang sangat
canggih. Kita punya mata. Kita punya telinga dan tiga indera yang lain. Sebelum
semuanya berkurang kemampuan penginderaannya, ayo kita manfaatkan karunia
Illahi itu sebaik-baiknya.
Bila focus dan konsentrasi itu sudah
menjadi bagian yang melekat pada diri kita, kita akan menjadi orang yang
percaya diri. Tidak mudah panik. Tidak mudah gugup. Siap menerima tugas dan
siap untuk melaju mewujudkan cita-cita. Tiket sukses ada dalam genggaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar