Minggu, 05 Maret 2017

Unesa, I am coming


Kurasa hari ini aku agak kurang beruntung. Persiapanku sedikit kacau. Aku akan melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta selama kurang lebih lima sampai enam jam. Kereta berangkat jam 05.12 pagi hari. Aku bangun cukup pagi sebetulnya, tapi gerakanku lambat sekali. Apa yang akan ku bawa sudah kumasukkan ke dalam tas. Netbook, charger netbook, tablet, karcis, jaket, dompet dan lain sebagainya. Tinggal hp yang masih harus diisi. Sengaja kuiisi baterei hp di dekat tas agar tidak lupa.

Selanjutnya membuat sarapan. Nasi hangat dan sambel tempe. Saat adzan subuh berkumandang aku masih sibuk dengan ulekan tempe dan cabe rawit. Membuat jus jambu adalah kegiatan berikutnya. Ketika semuanya sudah selesai jam sudah menunjukkan pukul 04.30. Hua... belum sholat subuh ... belum mandi pula. Gerak cepat. Takada pilihan lain. Sambil memasukkan kepala ke lubang kerah baju kuminta ami memasukkan rukuh, kaos kaki dan bekal ke dalam tasku.
Jam 04.59 aku sampai di stasiun. Kusadari bahwa hp dan hp beserta chargerku tak terbawa. Olala, akan jadi masalah ini. Ami yang kuhubungi lewat wa berusaha menyusulkannya tetapi keretaku sudah berangkat. Aku tak punya pilihan. Berangkat tanpa hp dan charger.
Hari ini kereta lumayan penuh. Beberapa tempat kosong segera terisi. Blok tempat dudukku terisi penuh sejak kereta berhenti di stasiun Talun. Setelah transit di stasiun Malang kota semua tempat duduk terisi. Mungkin karena waktu keberangkatannya yang disukai sebagian besar orang dan juga jam sibuk. Sampai di kota Malang jam 07.05.
Perjalanan berlanjut ke Surabaya. Kereta bergerak perlahan dan semakin menambah kecepatannya. Suara klakson kereta berbunyi panjang. Perjalanan Blitar - Malang tidak sama dengan perjalanan Malang-Surabaya. Tidak terlalu banyak stasiun kecil sehingga tidak sering berhenti.
Kereta sampai stasiun Wonokromo jam 10.00. Satu menit lebih lambat dari yang terjadwal di tiket kereta. Namun jadwal ini sangat bagus dalam hal ketepatannya. Biasanya terlambat setengah sampai satu jam. Seharusnya bangga karena KAI sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Tapi masalahnya acara itu dimulai jam 14.00. Apalagi penjaga stasiun itu tidak memperbolehkan orang menunggu di dalam. Hah... aku diusirnya.
Keluar dari stasiun tukang becak, pengojek dan sopir taksi mengerubungiku menawarkan jasanya. Aku menggeleng. Aku ingin naik angkot. Lyn P ketintang lewat depan kampus. Aku ingin mengenal saat masih kuliah dulu. Tapi setiap kali ada lyn P yang lewat selalu hanya sampai royal. Apes. Sementara tas di punggung kurasakan semakin bertambah saja beratnya.
Akhirnya kuputuskan naik becak. Si abang becak incah sekali membawaku menerjang keramaan lalu lintas. Sepanjang jalan kunikmati liukan liukan becak yang membuat tubuhku oleng ke kanan dan ke kiri.
Unesa, I am coming...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar