Senin, 22 Desember 2014

Merenungi Hidup

Hidup itu anugerah. Bener kan.
Dan hidup adalah kehendak. Ini juga betul.
Segala sesuatu yang hidup itu dalam ketentuannya.
Kapan kita dihidupkan, melalui rahim siapa kita dilahirkan, dari mana dan bagaimana cara kita hidup serta kapan dan bagaimana cara hidup kita berakhir pun sudah ditentukan.
Meyakininya sangat mudah.
Coba ingat ingat untuk hal hal seperti itu bisakah kita yang mengendalikan?



Tahu tahu kita nongol begitu saja. Gak sempat memilih dari rahim siapa kita muncul to?
Juga dalam urusan bagaimana cara kita mendapatlan rejeki sebagai alat mempertahankan hidup.
Lah makanan yang sudah kepegang berjam jam saja bisa luput masuk ke mulut kita kok. Apalagi yang masih diangankan atau direncanakan.

Dengan siapa kita menjalani hidup juga sebuah misteri. Tapi ada dan itu harus diyakini. Tuhan sudah mempersiapkan teman atau pendamping dalam hidup kita. Dia bisa saja menjelma sebagai orangtua kita, teman, sahabat, guru atau yang lain.
Begitu  lahir kita diterima buaian ibu. Kita melihat banyak orang disekeliling kita juga seperti itu. Pada umumnya kita menganggap itu hal yang biasa. Karenanya kita sering lupa mensyukurinya.

Lazimnya, anak lahir dan diasuh oleh ibunya. Lazimnya. Ada kok yang tidak lazim. Anak-anak yang lahirnya tidak dikehendaki, ditelantarkan begitu saja oleh ibunya. Tapi banyak loh yang selamat, yang tumbuh dengan belaian tangan-tangan yang lain.

Kalau itu terjadi pada anda, apakah anda akan menolaknya? Hanya karena itu tidak lazim dalam pandangan anda?
Lakukanlah! Tetapi dunia tak akan mengikuti kemauan anda.

Jadi, sebaiknya terimalah! Meski itu tak lazim. Tuhan punya kelaziman sendiri.  Abaikan itu kelaziman dan mulailah menerima kenyataan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar