Senin, 11 Agustus 2014

Jodoh tak kan lari Kemana



Ada seorang ABG yang bertanya tentang mengapa cewek pada umumnya lebih memilih cowok nakal, urakan dan tidak punya tata krama sebagai pacarnya dibandingkan dengan cowok baik gak aneh-aneh dan santun.  Pertanyaan itu ditulis di statusnya dan dikomentari oleh beberapa orang temannya. 



gambar diambil dari sini 
Aku yang sudah tidak seusia dengan mereka, tetap merasa tergelitik untuk menyimak bagaimana para ABG menyikapi masalah seperti ini. Di kelas, pertanyaan pertanyaan seperti ini tidak pernah muncul. Tidak pernah juga menjadi topik diskusi.Tetapi faktanya cukup merisaukan mereka. Ini adalah masalah penting bagi mereka. 

Mereka memperbincangkannya. Ada sebagian yang pro dan sebagian yang lain kontra. Tapi semua mempunyai argumen untuk mendukung alasan mereka.

Cowok nakal, urakan dan tak punya sopan santun atau cowok baik, sederhana dan santun adalah pilihan. Namanya pilihan dan setiap pilihan selalu berujung pada konsekwensi maka ya terserah pada sang pemilih. Karena toh yang akan menanggung konsekwensinya ya mereka sendiri. Tapi menarik untuk menyimak apa yang menjadi dasar pemikiran mereka. 


Komentator yang menyetujui cewek memilih cowok nakal, urakan dan tidak santun adalah karena mereka melihat cowok seperti itu hatinya baik, tulus dan pecinta sejati (romantis). Analisanya seperti ini: 

Cowok urakan versus cowok baik. Cowok urakan itu sering kali mendapat perlakuan tidak baik dari orang sekitarnya sedang cowok yang baik itu seringkali mendapat perlakuan baik dari sekitarnya. Sehingga cowok nakal lebih bisa menghargai kebaikan dari ceweknya (karena itu tidak pernah diperoleh dari yang lain) sedangkan cowok baik lebih tidak menghargai kebaikan ceweknya karena yang begitu sudah biasa dia dapatkan.  Ini sungguh analisa yang masuk akal, menurutku.

Tetapi apakah semua cowok nakal akan berubah menjadi baik atau apakah semua cewek bisa mengubah cowoknya dari nakal  menjadi baik? Tentu terlalu naif untuk mengklaimnya seperti itu.
Menurutku, tingkah nakal itu bisa dikategorikan dalam dua jenis. Nakal karena terjebak dan nakal karena karakter. Nakal karena terjebak dilatar belakangi oleh keinginannya untuk eksis dilingkungan yang tidak mendukungnya. Misalnya karena kurang perhatian dari orangtuanya atau sering mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar. Tingkah nakal ini hanya sekedar untuk menarik perhatian. Jauh dalam lubuk hatinya, ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu salah dan suatu ketika harus berubah. Sementara tingkah nakal karena karakter, tingkah  ini diyakini sebagai satu satunya yang benar dan dipilih sebagai jalan hidup.  Keduanya dikenali sebagai perilaku yang sama tetapi dengan latar belakang yang berbeda.

Mengklaim semua cowok nakal baik sama naifnya dengan mengklaim semua cowok baik itu jelek. Kita memang tidak bisa menghakimi baik buruk hanya dari tampak luar saja, kalau kita tidak ingin terjebak. Apalagi ini mengenai pasangan hidup. Gampang-gampang susah nih.

Laki-laki dan perempuan dalam sebuah pasangan itu ibarat lubang kunci dan anak kuncinya. Spesifik banget. Satu anak kunci hanya cocok untuk satu lubang kunci. Ini artinya karakter X cocoknya ya X’. Karakter Y cocoknya dengan Y’. Jangan paksain X dengan Y’ karena akan berakhir dengan kekacauan. Itulah yang namanya jodoh.

Jodoh ditangan Tuhan. Setiap kita dijodohkan dengan yang sepadan dengan kita. Karena keterbatasan kitalah, kita nggak diberi tahu siapa jodoh kita. Kita dapatkan mereka dengan melepaskan sinyal sehingga jodoh kita mengenali sinyal kita, bukan dengan mengejarnya. Lah kemana mau ngejar kalau kita gak tahu dimana jodoh kita berada.

Jadi kesimpulannya, untuk mendapatkan jodoh yang baik, jadilah baik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar