Ada seorang ABG yang bertanya tentang mengapa cewek pada
umumnya lebih memilih cowok nakal, urakan dan tidak punya tata krama sebagai
pacarnya dibandingkan dengan cowok baik gak aneh-aneh dan santun. Pertanyaan itu ditulis di statusnya dan
dikomentari oleh beberapa orang temannya.
gambar diambil dari sini
Aku yang sudah tidak seusia dengan mereka, tetap merasa
tergelitik untuk menyimak bagaimana para ABG menyikapi masalah seperti ini. Di
kelas, pertanyaan pertanyaan seperti ini tidak pernah muncul. Tidak pernah
juga menjadi topik diskusi.Tetapi faktanya cukup merisaukan mereka. Ini adalah
masalah penting bagi mereka.
Mereka memperbincangkannya. Ada sebagian yang pro
dan sebagian yang lain kontra. Tapi semua mempunyai argumen untuk mendukung
alasan mereka.
Cowok nakal, urakan dan tak punya sopan santun atau cowok
baik, sederhana dan santun adalah pilihan. Namanya pilihan dan setiap pilihan
selalu berujung pada konsekwensi maka ya terserah pada sang pemilih. Karena toh
yang akan menanggung konsekwensinya ya mereka sendiri. Tapi menarik untuk
menyimak apa yang menjadi dasar pemikiran mereka.
Komentator yang menyetujui cewek memilih cowok nakal, urakan
dan tidak santun adalah karena mereka melihat cowok seperti itu hatinya baik,
tulus dan pecinta sejati (romantis). Analisanya seperti ini:
Cowok urakan
versus cowok baik. Cowok urakan itu sering kali mendapat perlakuan tidak baik
dari orang sekitarnya sedang cowok yang baik itu seringkali mendapat perlakuan
baik dari sekitarnya. Sehingga cowok nakal lebih bisa menghargai kebaikan dari
ceweknya (karena itu tidak pernah diperoleh dari yang lain) sedangkan cowok
baik lebih tidak menghargai kebaikan ceweknya karena yang begitu sudah biasa
dia dapatkan. Ini sungguh analisa yang
masuk akal, menurutku.
Tetapi apakah semua cowok nakal akan berubah menjadi baik
atau apakah semua cewek bisa mengubah cowoknya dari nakal menjadi baik? Tentu terlalu naif untuk
mengklaimnya seperti itu.
Menurutku, tingkah nakal itu bisa dikategorikan dalam dua
jenis. Nakal karena terjebak dan nakal karena karakter. Nakal karena terjebak
dilatar belakangi oleh keinginannya untuk eksis dilingkungan yang tidak
mendukungnya. Misalnya karena kurang perhatian dari orangtuanya atau sering
mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar. Tingkah nakal ini hanya
sekedar untuk menarik perhatian. Jauh dalam lubuk hatinya, ia menyadari bahwa
apa yang dilakukannya itu salah dan suatu ketika harus berubah. Sementara
tingkah nakal karena karakter, tingkah ini diyakini sebagai satu satunya yang benar
dan dipilih sebagai jalan hidup. Keduanya
dikenali sebagai perilaku yang sama tetapi dengan latar belakang yang berbeda.
Mengklaim semua cowok nakal baik sama naifnya dengan
mengklaim semua cowok baik itu jelek. Kita memang tidak bisa menghakimi baik
buruk hanya dari tampak luar saja, kalau kita tidak ingin terjebak. Apalagi ini
mengenai pasangan hidup. Gampang-gampang susah nih.
Laki-laki dan perempuan dalam sebuah pasangan itu ibarat
lubang kunci dan anak kuncinya. Spesifik banget. Satu anak kunci hanya cocok
untuk satu lubang kunci. Ini artinya karakter X cocoknya ya X’. Karakter Y
cocoknya dengan Y’. Jangan paksain X dengan Y’ karena akan berakhir dengan
kekacauan. Itulah yang namanya jodoh.
Jodoh ditangan Tuhan. Setiap kita dijodohkan dengan yang
sepadan dengan kita. Karena keterbatasan kitalah, kita nggak diberi tahu siapa
jodoh kita. Kita dapatkan mereka dengan melepaskan sinyal sehingga jodoh kita
mengenali sinyal kita, bukan dengan mengejarnya. Lah kemana mau ngejar kalau
kita gak tahu dimana jodoh kita berada.
Jadi kesimpulannya, untuk mendapatkan jodoh yang baik,
jadilah baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar