Sabtu, 15 Februari 2014

Gunung Kelud Meletus




Sejak beberapa minggu  yang lalu, terutama setelah letusan Gunung Sinabung, berita tentang  meningkatnya aktifitas Gunung kelud juga semakin santer. Antara percaya dan tidak. Masalahnya cuaca. Pada saat letusan efusif tahun 2007, cuaca benar-benar ekstrem. Suhu udara di siang hari sangat sangat sangat panas.  Berada di luar atau di dalam ruangan sama saja. Panas sekali. Tapi kali ini tidak terlalu. Kami merasakan panas yang menyengat tetapi tidak seperti tujuh tahun yang lalu.

Tanggal 12 Pebruari diberitakan status gunung kelud menjadi Siaga. Dari urutan kelima naik menjadi urutan kedua setelah Sinabung. Dalam hati masih tenang juga. Tanggal 13 Pebruari  di sekolah berdiri tenda penanggulangan bencana. Persiapan Gunung Kelud meletus. Malam hari  status Gunung Kelud meningkat menjadi   awas dan akhirnya selang beberapa jam Gunung meletus. 


Shock. Berita terus berdatangan. Mula-mula seorang teman mengabarkan kalau pengungsi sudah mulai berdatangan ke pos-pos pengungsian.  Terdengar suara kendaraan berlalu lalang di depan rumah dengan kecepatan tinggi. Dan kemudian suara titir tiang listrik. Ketika keluar, di langit sebelah utara ada kilatan api yang menyambar-nyambar. Luar biasa mengerikan.  Sambil benah-benah dan berdoa, dalam hati bertanya: apa yang akan terjadi setelah ini?

Kletok-kletok terdengar di atas seng.  Ternyata yang jatuh kerikil kecil berwarna putih. Jadi membayangkan cerita letusan tahun 1990 yang hujan pasir. Kalau hujan kerikil bagaimana? Tapi alhamdulillah, hujan kerikil tidak berlangsung lama.  Sampai pagi hari semuanya aman dan baik-baik saja.

Kaget ketika mendengar berita bahwa dampak letusan Gunung Kelud sampai kemana-mana. Jogja Solo, Semarang bahkan sampai Jawa barat. Di kabupaten  Malang malah ada korban Jiwa. Tentu saja dalam hati bertanya. Kok bisa begitu? Baru ngeh setelah melihat tayangan TV tentang arah angin yang membawa material letusan gunung kelud ke arah barat daya.  Subhanalloh. Takjub luar biasa. Blitar yang terletak di barat laut Gunung Kelud  terdampak ringan abu vulkanik. Sungguh ini adalah kebesaran Illahi. Ini pula rupanya yang mengakibatkan suhu udara di wilayah kami tidak terlalu panas meski aktifitas Gunung Kelud meningkat beberapa waktu sebelum Gunung Kelud Meletus. 
Kalau dipikir-pikir memang  “gak tinemu nalar”. Blitar yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari puncak Gunung Kelud, terdampak ringan sementara wilayah-wilayah yang jaraknya ratusan kilometer justru terdampak berat. Tapi sekali lagi itulah kehendak Illahi.  Dia menentukan sesuai kehendakNya. Tidak peduli manusia suka atau tidak. Tidak peduli karenaNya Ia dicaci atau dipuji. Itu adalah kekuasaanNya yang sering diingkari manusia.

Ini adalah ujian bagi kita semua. Bagi kami tentu ini ujian yang sangat berat.  Mungkin lebih berat dari mereka yang terdampak parah  akibat letusan Gunung Kelud. Suka cita karena merasa lebih beruntung dapat membutakan mata hati.  Lupa bersyukur  dan mengingkari bahwa semua ini semata-mata hanya karena kehendakNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar