Kamis, 28 November 2013

Hari Guru: Aku dan Kalian



Setiap hari kita bertemu. Kita melewati hampir setiap saat untuk bersama. Kita saling mengisi, saling melengkapi, saling belajar dan saling membutuhkan. Itu artinya kita adalah sepasang sahabat. Lebih tepatnya, waktu memaksa kita untuk bersahabat.
Sebagai sahabat, seharusnya kita saling mendamaikan. Kita tidak saling menyakiti satu dengan yang lain.  Seharusnya kita saling berbagi rasa nyaman.  Tapi faktanya tidak selalu demikian. Karena satu dan lain hal, kita menjadi saling menyakiti.

Mungkin karena yang kita pikirkan tidak sejalan. Bagi kalian, mungkin aku adalah makhluk cerewet yang kurang kerjaan. Terlalu banyak meminta atau melarang. Membuat kalian merasa terkekang. Menghambat kesenangan kalian. Mengusik kenyamanan kalian. Sementara menurutku, semua yang kulakukan itu karena aku harus menjaga kalian.
  Sebagai manusia dewasa tugasku adalah menjadi pendamping kalian. Menyampaikan apa yang harus aku sampaikan. Mengabarkan tentang kesalahan-kesalahan yang pernah kulakukan agar kalian tidak mengulangi kesalahan yang sama. Menyampaikan keberhasilan yang pernah ku capai agar kalian terinspirasi untuk berbuat lebih baik lagi.
Mungkin bagi kalian aku adalah orang yang sok tahu, karena berbicara tentang apa yang akan kalian hadapi bila kalian melakukan ini atau itu. Tetapi sesungguhnya aku telah belajar tentang semua itu. Ada yang kupelajari melalui buku, ada yang kupelajari melalui nasehat para pendahulu dan ada pula yang kupelajari dari apa yang telah kualami sendiri. Waktulah yang mengajarkan semua itu. Bila aku tidak menyampaikannya dan kalian mendapatkan masalah, tentu itu adalah kesalahanku.
Jadi tak apalah. Kita akan tetap bersahabat. Bila aku tersakiti, aku akan menganggap karena ketidaktahuan kalian, seperti ketidak tahuan  balita bahwa es lilin itu membuatnya demam. Suatu ketika nanti bila sudah tiba saatnya ia akan mengetahuinya juga. Kalian juga akan seperti itu.
Bila kalian merasa tersakiti, aku minta maaf. Keterbatasankulah yang menyebabkan aku tak pandai menjelaskan kepada kalian mengapa aku seolah-olah menyakiti kalian. Meski aku bukan manusia sempurna, tetapi  mimpi terbesarku adalah:  melihat kalian berhasil mengenggam mimpi kalian dikehidupan kalian mendatang. Apakah mimpi itu terlalu berlebihan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar