Kamis, 06 Desember 2012

Tidak Percaya? Ini Buktinya




Tidak percaya bahwa pembagian rizki itu hak prerogative Allah?  Bahwa siapa dapat apa, seberapa dan kapan? Aku menyaksikannya. Kemarin aku tertawa-tawa senang ketika sebuah lot yang jatuh memuat namaku. Aku mutus arisan. He… he…. Senang donk. Pasti wajahku saat itu langsung sumringah. Apalagi jumlahnya lumayan. Satu jutaan. Terbayang dibenakku uang Ikoma Kiki akan terbayarkan.

Aku sengaja tak segera mengambil uang putusan arisan saat itu juga. Aku berjanji untuk kembali ke sekolah sore harinya karena aku ada jam pada jam ke 7-8. Kira-kira jam setengah lima sore. Pulang. Baca buku sambil tidur-tiduran hingga akhirnya tertidur beneran.
Glaarrr, suara petir membangunkan tidurku. Suaranya kenceng banget. Seperti berasal dari sebelahku. Tubuhku langsung bergetar hebat. Setelah sadar segera loncat dari tempat tidur dan mencari Ami. Takut kenapa kenapa. Alhamdulillah ia tidur pulas dengan mukenanya.
Sorenya, bendahara arisan memintaku tanda tangan setelah memberikan amplop kecil berwarna coklat berisi tumpukan uang sejumlah putusan arisan. Kuhitung untuk memastikan jumlahnya setelah itu dengan mengucapkan Alhamdulillah uang itu kumasukkan ke dalam  dompet.
Sampai dirumah kembali, dapat berita kalau PC dan modem gak nyala. Hah!! Berarti kesamber petir donk. Ugh. Bakalan keluar duit lagi. Aku jadi teringat uang mutus arisan yang barusan kuterima.
Ah… ternyata Allah punya rencana. Dia sudah menyiapkan segala sesuatunya. Uang satu juta itu diterimakan seluruhnya kepadaku. Selanjutnya Dia menggunakan tanganku untuk mendistribusikan kepada yang berhak menerima. Ada rizki penjual spare part, Ada rizki penjual modem, ada rizki servician computer dan lain sebagainya. Bukti bahwa hak membagi rizki, adalah hak prerogative Allah semata. 
Jadi mengapa harus menyangsikannya? Jika sekarang uang Ikoma belum bisa tertutup oleh uang arisan itu, pasti Allah menyiapkannya dengan cara lain. lewat cara tertentu dengan jumlah tertentu dan waktu yang hanya Allah saja yang tahu. Mengapa harus ragu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar