Sabtu, 09 Juni 2012

PD aja


Bila seseorang tidak mau belajar dari pengalaman orang lain, maka hidup akan memaksanya untuk belajar melalui pengalamannya sendiri (anonym)

Belajar yang paling mudah dan murah adalah dengan melihat apa yang ada di sekitar kita. Mengamati, memperhatikan, membandingkan, mencari persamaan dan perbedaannya, mengelompokkan, meramalkan apa yang akan terjadi, menyimpulkan dan kemudian mengambil yang terbaik.

Kali ini kita akan melihat orang-orang yang ada di sekeliling kita. Teman, karib, kerabat, saudara, pimpinan atau  teman sejawat. Beberapa di antara mereka tampil sangat mempesona dengan rasa percaya diri mereka. Orang-orang seperti ini penampilannya sangat tenang. Tidak mudah panik. Tidak mudah terpengaruh dengan keadaan dan selalu bisa berpikir jernih di berbagai situasi. Optimis bisa menghadapi masalah. Tidak gentar menghadapi serangan. Berbicara dengan nada rendah tetapi mantap. Argumentasinya akurat. Sikap dan kata-katanya memiliki pijakan yang kuat. Bersama dengan orang seperti ini kita merasa aman dan terlindungi.


Sementara, kita juga bisa menemui (lebih banyak lagi) orang-orang peragu. Sifat yang berkebalikan dengan mereka yang memiliki rasa percaya diri sebagaimana diungkapkan di atas. Dalam kelompok ini, mereka selalu dihantui perasaan takut. Takut salah, takut dicela, takut dianggap bodoh, dan takut-takut yang lain. Mereka mudah panik. Setiap kali menerima informasi baru, mereka merasa ada masalah besar yang menghadang di depan mereka. Mereka tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Mereka selalu membutuhkan pendapat orang lain untuk mengambil keputusan meskipun keputusan itu untuk dirinya sendiri. Hidup bersama dengan orang-orang jenis ini membuat kita merasa hidup dalam suasana perang. Selalu dicekam ketakutan.

Kalau disuruh milih, mau pilih yang mana hayo? Satu…dua… sepuluh…. Limapuluh…seratus….. wow banyak sekali yang memilih menjadi orang PD. Kalau anda jadi orang tua, terus disuruh memilih pengen punya anak yang PD atau peragu, anda pilih yang mana? Pilih punya anak yang PD kan?

PD atau percaya diri itu ternyata diperoleh dari latihan, baik latihan yang disengaja atau yang tidak disengaja.  Latihan yang disengaja itu artinya latihan yang disadari oleh seseorang yang memang pengeen banget meningkatkan rasa percaya dirinya. Sedang latihan yang tidak sengaja adalah latihan yang tidak disadari oleh si pelakunya. Latihan yang seperti ini adalah latihan yang diperoleh dari lingkungan.

Ada 3  faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi ke-PD-an seseorang, yaitu:

Orang tua. Sikap, perilaku dan penerimaan orang tua pada anak-anak sangat besar pengaruhnya terhadap ke-PD-an anak-anak di kehidupannya kelak. Berikut adalah sikap orang tua yang dapat menghancurkan ke-PD-an anak

1.       Mengkritik anak bukan mengkritik perilaku mereka
2.       Tidak menghargai usaha mereka, kecuali usaha yang memberikan hasil super
3.       Membentak
4.       Mempermalukan anak di depan orang lain
5.       Mencela
6.       Tidak percaya dengan apa yang mereka katakan
7.       Membandingkan anak-anak mereka  dengan anakanak yang lain
8.       Menolak mendengarkan alasan mengapa mereka melakukan kesalahan
9.       Tidak memberi toleransi pada setiap kesalahan yang mereka lakukan
10.   Menghukum anak-anak secara berlebihan

Teman-sebaya. Teman sepermainan. Teman sebaya atau teman sepermainan juga bisa menghancurkan rasa percaya diri. Teman-teman yang selalu mengkritik, mencela  dan egois adalah pemusnah rasa percaya diri yang sangat kejam.

Kegagalan. Pengalaman gagal juga faktor lain yang bisa menghancurkan rasa percaya diri bagi orang-orang yang tidak siap menghadapinya. Usaha yang gagal membuat orang merasa tidak berharga. Tidak berdaya. Merasa bodoh dan takut untuk kembali mencoba.

Nah dengan mengetahui faktor penghancur rasa percaya diri maka kita dapat mengambil pelajaran.

  1. Kalau kita ingin anak-anak kita memiliki rasa percaya diri yang baik, sebagai orang tua marilah kita hindari tindakan-tindakan yang dapat menghancurkan rasa diri mereka. 
  2.  Kalau kita ingin memiliki rasa percaya diri yang baik, bergaullah dengan teman-teman yang optimis dan mau menjadi  motivator.
  3. Kalau ingin meningkatkan rasa percaya diri, gunakanlah filosofi naik tangga. Kira-kira filosofi itu seperti ini:
Untuk bisa menginjak anak tangga yang ada dipuncak, lihatlah anak tangga tepat di atas kaki kita. Karena anak tangga itu relatif rendah, hanya beberapa inchi di atas pijakan kita, maka kita yakin bisa mencapainya. Angkat kaki perlahan-lahan dengan tetap mempertahankan keseimbangan tubuh, mantapkan hati dan pijaklah satu anak tangga diatas anak tangga yang kita pijak. Berhasil. Rayakan keberhasilan itu dengan tersenyum dan tetap meningkatkan kewaspadaan. Selanjutnya adalah mengulangi keberhasilan. Setiap keberhasilan akan membuat kita merasa lebih kuat, lebih berenergi dan lebih siap dengan anak tangga yang lebih tinggi.Akhirnya kita akan sampai dipuncak tangga dengan hanya sedikit rasa takut alias PD.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar