Kamis, 11 Juli 2013

Naik Kereta Api dengan Cara Baru



Kembali naik kereta api. Kali ini perjalanan ke Malang, untuk jemput Ami. Hari ini adalah hari pertama puasa. Puasa hari pertama melakukan perjalanan dengan kereta api?. Siapa takut?  Menikmati layanan kereta api dan sekalian menyaksikan wajah perkereraapian Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin cling. Ramadan tahun ini bersamaan dengan musim liburan sekolah. Pada jaman dahulu kala (ceile...)   saat saat seperti ini, suasana  stasiun dan di dalam kereta apinya sendiri, wuih.... ampun deh, jejel riyel berdesak desak an. nih kalau tidak percaya aku tunjuki foto-fotonya,



Foto-foto ini aku ambil kurang lebih dua tahun yang lalu, tepatnya bulan september tahun 2011. Kalau tidak salah juga saat bulan puasa. Foto paling bawah kuambil dengan kamera HP ku dari atas kereta api. Foto itu kuambil ketika aku terjepit penumpang tapi masih sempat mendengar suara ribut dibawah. Kebetulan aku terjebak dipintu masuk.  Yang aku foto itu adalah beberapa penumpang yang yang sudah beli karcis tetapi tidak bisa masuk ke dalam kereta saking penuhnya dan harus ditertibkan oleh polisi. Suasana itu mah belum seberapa. Mungkin ada diantara pembaca yang mengabadikan suasana lebih heboh lagi.  


Suasana seperti itu tidak lagi terlihat sekarang. Naik kereta api sekarang semakin nyaman. Di dalam kereta suasana tertib. Tak terlihat penumpang yang berdiri. Beberapa tempat duduk bahkan tampak kosong. Belum atau tak berpenghuni. Lantai kereta api juga kinclong. Tersedia tempat sampah. Tadi waktu di luar juga sempat lihat bodi kereta api, kok ya tampak bersih dari corat coret tangan usil.

.
 Nah ini adalah foto yang aku ambil tanggal 30 September 2012. Setahun berselang dari pengambilan foto yang di atas
ini adalah suasana lengang di dalam stasiun gubeng (dok: 2012)
Naik kereta api dengan cara baru. Ha... ha... kedengarannya kok seperti iklan apa. Tapi itulah faktanya.

Kalau anda ingin bepergian dengan menggunakan jasa angkutan kereta api, anda harus beli tiket kan? Ya itu pasti. Tapi sekarang kalau anda beli tiket kereta api anda harus tunjukkan identitas anda. Nama anda akan dicetak di tiket anda. Nama yang tercantum di tiket harus sama dengan nama calon penumpang, dan ini akan dibuktikan pada saat pemeriksaan. Mana bisa anda membeli tiket kereta api dicalo. Tidak bisa! Maka, naik kereta api dengan cara baru dengan gagah berani mengucapkan: Selamat tinggal calo!!

Tiket kereta api bisa dipesan. Ini menguntungkan sekaligus menyulitkan. Menguntungkan bagi orang orang yang terbiasa hidup tertib. Merencanakan segala sesuatu dengan matang. Anda yang masuk kategori ini memang sangat diuntungkan. Bila anda merencakan akan bepergian tiga atau empat hari yang akan datang, silahkan anda datang ke stasiun untuk memesan tiket keberangkatan atau kepulangan anda. Anda bisa minta informasi kepada customer service, apakah tiket yang anda perlukan tersedia. Bila masih silahkan anda mengisi formulir pemesanan, setelah itu ke loket untuk minta dicetakkan tiket anda. Tentu anda harus membayarnya setelah anda menerima tiketnya. 

Nah akan menjadi sebuah bencana bila anda termasuk tipe orang yang tidak teratur. Suka mendadak kalau mau pergi. Sekarang pengen pergi, sekarang beli tiket. Wah anda bisa tidak beruntung dan tidak jadi pergi, karena sangat bisa jadi anda akan mendapat zonk. Ha... ha... tiket kereta habis. 
Perkeretaapian kita perlahan-lahan mengajak kita semua untuk tertib dan hidup dengan teratur. Satu dua kali harus bepergian secara mendadak boleh lah, tetapi tentu tidak setiap kali pergi kita tidak bisa menjadwalnya bukan.

Anda akan menemukan banyak pemuda ganteng-ganteng berseragam di stasiun. Mereka akan membantu anda untuk semua urusan yang anda perlukan. Mereka menunjukkan tempat dimana anda harus ngantri, ke jalur berapa kereta anda datang, digerbong berapa tempat duduk anda dan bahkan di dalam kereta ada diantara mereka yang bertugas menunjukkan dimana tempat duduk anda. Mereka semua adalah anak-anak muda energik. Dulu juga banyak anak-anak muda berkeliaran di stasiun kereta api. Tetapi wajah mereka seram. Mereka suka berbicara kotor dan kasar. Mereka bertato dan terkesan tak punya aturan. Membuat calon penumpang merasa sangat tidak nyaman.

Penumpang kereta api juga tertib dari waktu ke waktu. Sepertinya mereka memang pengguna jasa kereta api beneran. Ah emang ada yang tidak beneran? Begini,saya adalah pengguna setia kereta api. Sejak saya masih SMA sampai setua ini saya suka naik kereta api. Setiap kali bepergian, saya suka memperhatikan penumpang lain. Bahkan tidak jarang kami terlibat pembicaraan layaknya teman lama. Dari pengamatan itu, saya melihat ada orang yang bepergian tanpa tujuan yang pasti. Asal ingin pergi begitu saja. Mereka ikut kemana saja kereta berjalan. Dari stasiun satu ke stasiun yang lain. Nanti kalau kereta itu kembali ya ikutan kembali. Penumpang yang begini ini dulu banyak sekali. Mungkin mereka pikir, toh kereta api ini mudah, nggak ribet. Bahkan tanpa karcis pun mereka bisa naik kereta. Artinya mereka punya seribu cara untuk mengelabui kondektur/ pemeriksa karcis.Kalau kondekturnya di gerbong satu, mereka ke gerbong dua, Kalau kondekturnya ke gerbong dua, mereka ke gerbong tiga dan seterusnya. Jadi mereka kucing-kucingan dengan kondektur. Begitu mudahnya bagi mereka menghindar dari petugas pemeriksa karcis, sehingga mereka nyantai saja memenuhi kereta api, mengambil jatah bangku untuk calon penumpang tulen. Tak heran kan kalau kereta api selalu penuh sesak?  Sekarang dengan sistim pembelian tiket yang tertib, penumpang penumpang seperti itu jarang atau bahkan tidak kita dijumpai.

Penumpang dan petugas dituntut untuk menjadi orang cerdas. Pemberlakuan sistim online tentu menuntut petugas menguasai IT. Untuk mengetahui apakah masih ada tiket untuk pemberangkatan kereta mereka harus menggunakan seperangkat komputer yang dilengkapi program yang cukup rumit. Nah bagi penumpangnya juga harus bisa mengisi formulir pemesanan tiket. Tidak peduli anak muda, orang tua, pedagang, petani, tukang ojek ataupun pegawai kantoran harus melakukan hal yang sama. Melek huruf, bisa baca pengumuman yang dipampang di dinding stasiun, berkomunikasi dengan CS, dan bisa mengisi formulir. Wow keren kan. Tanpa berslogan pun jelas peran PJKA dalam mengedukasi masyarakat. Siapapun anda,  kalau ingin jadi calon penumpang kereta api harus pinter! He... he...

Anda yang dulu sempat alergi naik kereta api, monggo sekarang dicoba. Insya Allah anda akan merasa nyaman. Selamat berkereta api!!
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar